Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Maybank Sekuritas Indonesia berpandangan terbentuknya Danatara membuat banyak pandangan pessimisme tak berdasar. Ini nampak dari koreksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
"Kami percaya bahwa saat ini masih terlalu dini untuk menilai dampak penuh terhadap kinerja operasional perusahaan milik negara (BUMN) dan perekonomian secara lebih luas," tulis Jeffosenberg Chenlim analis Maybank Sekuritas dalam riset 10 Maret 2025. Namun, dia menambahkan dengan adanya tim manajemen yang berpengalaman dan dukungan kuat dari pemerintah, investasi strategis yang dilakukan Danantara di berbagai proyek kunci berpotensi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi jangka panjang.
"Selain itu, kami memperkirakan fokus awal Danantara akan lebih banyak pada pembentukan hierarki kepemimpinan, pengesahan anggaran, serta perekrutan tenaga ahli, termasuk pimpinan senior, pakar teknis, dan staf administrasi," papar Jeffosenberg.
Baca Juga: Maybank Indonesia Finance (BIIF) Siapkan Rp 811,6 Miliar untuk Bayar Bunga Obligasi
Danantara juga diprediksi memainkan peran aktif sebagai pemegang saham. Ini sejalan dengan misi utama Danantara adalah mengelola secara profesional, transparan, dan berkelanjutan sesuai dengan prinsip-prinsip tata kelola yang baik. Danantara juga akan bekerja untuk memaksimalkan nilai dan kinerja aset negara Indonesia dan mengarahkannya menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi jangka panjang.
Pada saat peluncurannya, Presiden Prabowo Subianto menggambarkan Danantara sebagai solusi strategis dan efisien untuk mengoptimalkan BUMN. Para pemimpin pemerintah memandang Danantara sebagai sarana untuk mengonsolidasi dan merestrukturisasi BUMN Indonesia yang terfragmentasi meningkatkan efisiensi dan profitabilitas mereka serta menarik investasi asing yang lebih besar.
Cara kerja Danantara akan berbeda dengan dana abadi negara sebelumnya (INA) yang terlalu terbatas cakupan dan modalnya untuk memenuhi tujuan ambisius Indonesia. Danantara ini dirancang dengan wewenang yang lebih luas. Sementara INA fokus pada investasi bersama dalam infrastruktur dan proyek-proyek terpilih. INA tidak memiliki kekuatan untuk merestrukturisasi atau mengelola BUMN secara langsung dalam skala besar.
Sejatinya menurut Jeffosenberg, jika diimplementasikan dengan efektif, Danantara akan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang. Danantara ini dirancang sebagai kendaraan investasi sekaligus mesin pembangunan nasional dengan tiga tujuan utama. Pertama, Danantara bertujuan untuk mendorong pertumbuhan PDB Indonesia hingga mencapai 8% per tahun dengan mendanai proyek-proyek berskala besar dan meningkatkan produktivitas BUMN.
Baca Juga: Realisasi Sudah Rp 7 Triliun, Cek Panduan Ajukan KUR Maybank, Limit, dan Syarat
Kedua, Danantara berusaha untuk menarik investor dan mitra asing melalui peluang-peluang seperti kemitraan publik-swasta, usaha patungan, dan privatisasi aset.
Ketiga, Danantara diberi tugas untuk mengoptimalkan kinerja BUMN, dengan wewenang untuk mengawasi, merestrukturisasi, dan mereformasi perusahaan milik negara, termasuk penggabungan dan pemisahan perusahaan. Dengan mengonsolidasikan kepemilikan dalam satu dana, pemerintah dapat lebih efisien dalam mengalokasikan modal, menyederhanakan operasi, dan menghilangkan redundansi antar perusahaan negara.
Pendekatan strategis ini diharapkan dapat memperkuat lanskap ekonomi Indonesia dan menempatkan Danantara sebagai pendorong utama pertumbuhan berkelanjutan.
Menurut Jeffosenberg, sumber pendanaan utama Danantara adalah kepemilikan BUMN. Danantara akan didanai melalui anggaran awal sekitar US$ 20 miliar, yang berasal dari realokasi anggaran dan pemotongan belanja, serta transfer saham perusahaan milik negara yang bernilai.
Struktur keuangannya didasarkan pada kepemilikan saham di BUMN yang menghasilkan keuntungan, laba yang ditahan dari dividen mereka dan dukungan fiskal langsung. Sebelumnya, dividen BUMN disalurkan ke Kementerian Keuangan, namun berdasarkan peraturan baru, Danantara kini dapat menahan dan menginvestasikan kembali laba tersebut untuk membiayai proyek-proyeknya.
Sementara investor asing dan swasta dapat berpartisipasi pada tingkat proyek atau melalui struktur kemitraan, mereka tidak akan memiliki kepemilikan langsung di Danantara.
Baca Juga: Bunga Deposito Tertinggi Maybank di Maret 2025
Dengan struktur dan visi yang jelas, Danantara berpotensi menjadi pilar penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa depan, meskipun saat ini pasar masih menunjukkan sikap pesimis yang tidak berdasar.
Selanjutnya: PT Surveyor Indonesia Salurkan Bantuan bagi Korban Banjir Jabodetabek
Menarik Dibaca: Prakiraan Cuaca Jakarta Besok (11/3): Cerah hingga Hujan Berawan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News