kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Manufaktur kecil tertolong paket kebijakan


Senin, 02 Mei 2016 / 20:37 WIB
Manufaktur kecil tertolong paket kebijakan


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Adi Wikanto

Jakarta. Pertumbuhan produksi industri manufaktur mikro dan kecil mengalami peningkatan sejak kuartal pertama 2014 lalu. Sayangnya, peningkatan tersebut tak dibarengi dengan pertumbuhan produksi manufaktur besar dan sedang yang justru melambat.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, pertumbuhan produksi manufaktur mikro dan kecil pada kuartal pertama tahun ini sebesar 5,91% year on year (YoY). Pertumbuhan tersebut meningkat dibandingkan dengan kuartal pertama tahun sebelumnya dan kuartal pertama 2014 yang masing-masing sebesar 5,65% dan 4,41%.

Sedangkan pada kuartal pertama tahun ini pertumbuhan produksi manufaktur hanya sebesar 4,08% YoY. Padahal kuartal pertama 2015 tercatat sebesar 5,06%, lebih tinggi dibandingkan dengan kuartal pertama tahun 2014.

Ekonom Maybank Juniman berpendapat, pertumbuhan produksi manufaktur mikro dan kecil tersebut meningkat sejalan dengan paket kebijakan pertama hingga 12 yang telah dikeluarkan pemerintah yang mayoritasnya untuk industri kecil menengah.

"Paket kebijakan yang terakhir juga lebih untuk UKM. Di sisi lain pemerintah juga sangat fokus dengan UKM melalui program KUR (Kredit Usaha Rakyat) yang bunganya turun" kata Juniman, Senin (2/5). Menurutnya, program tersebut membuat industri kecil menengah bisa berkembang.

Meski demikian, Juniman melihat permintaan domestik meningkat tetapi tidak banyak. Peningkatan domsetik lanjut dia lantaran masyarakat menurunkan standar kebutuhannya, dari barang impor menjadi barang dalam negeri.

Ia juga melihat, dari sisi permintaan global belum menujukkan perbaikan permintaan yang berarti. Hal tersebut sulit menolong industri manufaktur besar dan sedang yang berorientasi ekspor.

"Jadi ekonomi Indonesia agar tidak jatuh terlalu dalam, pasar domestiklah digenjot dan yang paling banyak UKM," tambahnya. Oleh karena itu menurutnya, pemerintah seharusnya fokus terlebih dahulu terhadap pasar domestik dibandingkan pasar global.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×