kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Mandiri Spending Index: Belanja masyarakat di awal 2021 membaik


Selasa, 16 Maret 2021 / 14:06 WIB
Mandiri Spending Index: Belanja masyarakat di awal 2021 membaik
ILUSTRASI. Mandiri Institute melihat, ada indikasi belanja masyarakat di awal tahun 2021 yang membaik.


Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mandiri Institute melihat, ada indikasi belanja masyarakat di awal tahun 2021 yang membaik, bila dibandingkan periode pra pandemi di 2020. 

Kepala Mandiri Institute, Teguh Yudo Wicaksono, mengatakan, hasil kajian khusus Mandiri Institute melihatkan nilai belanja masyarakat saat ini berada 4,6% lebih tinggi dari periode Januari 2020. Bahkan, frekuensi belanja 16,7% lebih tinggi, di mana kenaikan ini juga terkonfirmasi lewat data mobilitas yang direkam oleh Google. 

“Ini dengan memperhitungkan komposisi belanja berdasarkan sub-kategori belanja, seperti supermarket, restoran, household, fashion dan lain sebagainya,” ujar Yudo dalam keterangannya, Selasa (16/3). 

Yudo menambahkan, komposisi tersebut digunakan sebagai pembobot untuk menyusun indeks belanja yang dapat membantu pemerintah dan sektor usaha untuk mengamati pergerakan belanja masyarakat Indonesia sejak awal 2020 hingga saat ini.

Baca Juga: Emiten Barang Konsumen Gencar Promosi, Kinerja Keuangan dan Saham Masih Loyo

Indeks belanja mengalami perbaikan di hampir seluruh wilayah, kecuali daerah pariwisata seperti Bali dan Yogyakarta. Catatan terakhir menunjukkan bahwa Mandiri Spending Index di Bali masih berada di posisi 39,4 dari posisi sebelum pandemik. Hal ini membutuhkan perhatian khusus, terutama untuk menghindari adanya ketimpangan dalam pemulihan ekonomi.

Dia juga mengatakan, ada beberapa faktor yang masih dapat menahan tren perbaikan belanja masyarakat, antara lain pembatasan mobilitas/aktivitas masyarakat yang berpotensi menekan aktivitas ekonomi dan belanja.

Selain itu, masih relatif tingginya penularan Covid-19 juga dapat menahan keinginan masyarakat untuk berbelanja, meskipun tampaknya ada penurunan tingkat penularan Covid-19 belakangan ini.

Ketidakstabilan pemulihan belanja masyarakat juga didorong oleh perilaku kelompok menengah atas yang masih menahan belanja, terutama untuk kategori belanja tertentu. 

Hal ini kemungkinan disebabkan oleh masih rendahnya keyakinan kelompok masyarakat ini dalam melakukan mobilitas, termasuk berbelanja, secara aman. Selain itu, ketidakpastian ekonomi membuat pola belanja kelompok ini belum kembali ke era prapandemi.

Baca Juga: Kino Indonesia (KINO) menyesuaikan belanja iklan dan promosi dengan kondisi pasar

Oleh karena itu, Yudo menganggap pengendalian pandemi dan distribusi vaksin yang cepat akan menjadi kunci untuk mengembalikan keyakinan masyarakat, terutama kelompok menengah atas. Hal ini bisa menjadi pendorong besar pertumbuhan konsumsi di Indonesia. 

“Di samping itu, memastikan mobilitas masyarakat dapat kembali meningkat dengan aman sangat penting untuk menahan pelemahan belanja di wilayah-wilayah yang sangat bergantung pada tingkat kunjungan masyarakat (sektor pariwisata), misalnya Bali dan Yogyakarta,” tandasnya. 

Selanjutnya: Selama pandemi, belanja iklan dan promosi emiten barang konsumsi tetap tinggi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×