Reporter: Titis Nurdiana | Editor: Titis Nurdiana
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Mandiri Institute menyebut berdasarkan survei yang dilakukannya terjadi pemulihan belanja masyarakat pada kuartal III/2021. Namun pemulihan belanja masyarakat belum merata.
Riset Mandiri Institute berjudul Dampak Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dan Belanja Rumah Tangga: Menuju Pemulihan Kesehatan dan Ekonomi yang Berkelanjutan menyebutkan bawa pelonggaran bertahap kebijakan PPKM memacu kenaikan belanja masyarakat. Hanya saja, pemulihan belanja tidak terjadi secara merata di semua lapisan masyarakat.
Head of Mandiri Institute Teguh Yudo Wicaksono menyebutikan, bahwa kelompok masyarakat di kelas ekonomi bawah mengalami pemulihan belanja yang lebih lambat dari kelompok masyarakat lainnya. Ini menunjukkan masyarakat bawah merasakan dampak cukup berkepanjangan dari pandemi Covid-19.
Sebaliknya, pemulihan yang lebih cepat terjadi di masyarakat kelas menengah dan atas. Hal ini nampak adanya divergensi belanja masyarakat berdasarkan kelompok pendapatan. “Jika sepanjang 2020, pemulihan belanja kelompok bawah dan menengah berjalan secara konsisten. Namun sejak Februari 2021, kelompok bawah pulih lebih lama dibandingkan kelompok menengah," ujar Teguh Senin (1/11).
Meski begitu, berdasarkan riset Mandiri Institute, saat ini belanja masyarakat sudah kembali ke tingkat periode prapandemi. Sebagai gambaran, belanja masyarakat pada kuartal III/2021 mengalami kontraksi sebesar 19% persen secara kuartalan atau quarter-to-quarter (QtQ). Namun, belanja masyarakat itu tercatat tersebut meningkat 8% persen secara tahunan atau yea-on-year (YoY).
Keseimbangan pemulihan kesehatan dan ekonomi mulai nampak pada akhir kuartal III/2021. Ini terlihat dari tren penurunan kasus baru Covid-19 yang beriringan dengan pemulihan belanja masyarakat.
Baca Juga: Pelonggaran PPKM dinilai memberi efek berbeda untuk sektor ekonomi tumpuan
Berdasarkan penilaian Mandiri, penerapan PPKM Darurat efektif mengurangi mobilitas sekaligus menekan kasus Covid-19, namun aktivitas ekonomi masyarakat masih mempunyai ruang untuk tetap berjalan.
"Tantangan terbesar adalah mempertahankan keseimbangan ini ke depan. Monitoring mobilitas, kasus dan kondisi ekonomi secara reguler dan mutakhir amat diperlukan,” ujarnya.
Selain itu, distribusi vaksin dan proses tes dan tracing juga harus dilakukan lebih baik dan cepat dengan biaya PCR/antigen yang lebih terjangkau.
Riset ini sejalan dengan Mandiri Spending Index yang hingga awal Oktober 2021 mengalami kenaikan. Indeks nilai belanja masyarakat sudah mencapai 106,2 di awal Oktober dan frekuensi belanja naik ke level 120,9 seiring dengan mobilitas masyarakat yang semakin meningkat.
Lalu, indeks belanja di Jawa sebagai kontributor utama pertumbuhan ekonomi nasional juga sudah mampu kembali mencapai baseline 103,6 seiring dengan terkendalinya Covid-19.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News