kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Makin panas, kuasa hukum Maybank Hotman Paris tantang Winda soal pembobolan rekening


Selasa, 10 November 2020 / 17:01 WIB
Makin panas, kuasa hukum Maybank Hotman Paris tantang Winda soal pembobolan rekening
Pengacara senior sekaligus kuasa hukum Maybank, Hotman Paris Hutapea melakukan konferensi pers terkait kasus yang menimpa Maybank, Senin (9/11/2020).


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Anna Suci Perwitasari

Kuasa hukum Maybank Hotman Paris menambahkan, sejumlah kejanggalan juga terjadi terkait rekening Winda dan ibunya. Pertama, buku rekening dan ATM mereka sejak awal dikuasai oleh tersangka AT, dan keduanya tak pernah mengajukan keluhan terhadap Maybank.

Rekening Winda disebut Hotman dibuka pada Oktober 2014 dengan dana setoran awal yang senilai Rp 5 miliar yang berasal dari transfer rekening Herman Lunardi. Dana kemudian terus dikirim dari rekening Herman kepada rekening Winda hingga terhimpun hingga Rp 17,9 miliar.

Kemudian pada 2016, Fioletta kemudian membuka tabungan serupa dengan dana yang kembali berasal dari kiriman Herman senilai Rp 5 miliar. Sehingga total dana mencapai Rp 22,9 miliar. Yang janggal, kata Hotman dana yang seharusnya didapat Winda dan ibunya berupa bunga jusru dikirim dari dana pribadi tersangka AT kepada rekening Herman. Pun nilainya berbeda dari yang dijanjikan. 

Dana yang dianggap menjadi bunga dikirim oleh tersangka AT melalui setoran tunai dam transfer dari rekening BCA kepada rekening Herman Lunardi senilai Rp 567 juta. Nilai tersebut jauh lebih kecil dibandingkan bunga yang seharusnya didapat senilai Rp 1,2 miliar,” jelas Hotman dalam kesempatan yang sama. 

Baca Juga: Melihat kejanggalan dalam kasus pembobolan dana Rp 22 miliar di Maybank (BNII)

Ia juga menjelaskan tersangka AT bisa melakukan hal tersebut karena seluruh isian formulir pembukaan rekening diisi oleh tersangka AT. Winda hanya menandatangani blangko kosong. Ini yang disebut Hotman memungkinkan tersangka AT bisa mengakses rekening Winda. 

Hotman menduga, ada praktik shadow banking yang sejatinya dilakukan tersangka AT dari dana nasabah Maybank. lantaran dari pemeriksaan kepolisan ia bilang, dana rekening Winda tersebut juga dialirkan kepada enam orang lain yang merupakan kolega tersangka AT untuk diinvestasikan. 

“Yang aneh lagi pada 2016, dana di rekening yang tinggal Rp 6 miliar kemudian dibelikan polis di Prudential. Sebulan berikutnya dana ditutup, namun uang dikembalikan senilai Rp 4,8 miliar Herman Lunardi,” lanjut Hotman.

Alasan-alasan tersebut yang menurut Hotman mesti diperjelas terlebih dahulu sebelum akhirnya Maybank melakukan penggantian uang yang hilang. 

Menanggapi hal itu, Winda Lunardi bersama kuasa hukumnya Joey Pattinasary melalui konferensi pers, Senin (9/11) malam mengaku bahwa pihaknya tidak pernah melakukan transaksi seperti yang disebutkan oleh kuasa hukum Maybank.

"Tidak sama sekali, seperti yang saya sudah katakan dari awal kalau itu tabungan masa depan itu seharusnya tidak diotak-atik istilahnya kaya gitu," kata Winda seperti dikutip dalam cuplikan tayangan di Kompas TV, Senin (9/11) lalu. 

Dia juga menegaskan kalau sejak awal, seluruh aktivitas transaksi yang terjadi dalam rekening tersebut dilakukan tanpa sepengetahuan dan persetujuannya. "Tidak ada otorisasi dari saya untuk melakukan transaksi-transaksi tersebut, termasuk yang Prudential," katanya.

Baca Juga: Maybank: Pembobolan dana Rp 22,9 miliar milik atlet eSport bukan kasus sederhana

Adapun, menurut Winda dana yang diparkir di Maybank tersebut tidak memiliki buku tabungan dan kartu ATM melainkan hanya laporan rekening koran. 

Menambahkan pertanyaan Winda, Joey selaku Kuasa Hukum mengatakan pada dasarnya kliennya itu tidak mengetahui aktivitas yang dilakukan oleh oknum Maybank.

"Oknum ini memegang data-data diri tidak hanya Winda tapi juga bapaknya tapi juga ibunya. Jadi ada 3 rekening yang bisa dia gunakan dan dia bisa kendalikan. Jadi kami juga merasakan keanehan itu pada awalnya, makanya kami kita menanyakan ke Maybank tapi kemudian dibalas dengan terselesaikan. Akhirnya karena tidak ada komunikasi kita bikin laporan di Mabes Polri," katanya. 

Selanjutnya: Soal pembobolan dana nasabah Maybank, begini kata YLKI

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×