kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Luhut: Indonesia bisa terhindar dari jebakan utang China


Senin, 29 April 2019 / 11:23 WIB
Luhut: Indonesia bisa terhindar dari jebakan utang China


Reporter: Sinar Putri S.Utami | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tak bisa dipungkiri keikutsertaan Indonesia dalam KTT Belt and Road Inisiative (BRI) di Beijing, China menimbulkan kegelisahan tentang utang Indonesia dengan China. Maklum, sudah banyak negara yang mulai ketergantungan dengan utang China dan berujung kesulitan membayar.

Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Luhut B. Pandjaitan mengatakan, masyarakat tak perlu khawatir. Sebab, pemerintah sudah memperhitungkan dengan matang untuk bekerjasama dengan China.

"Indonesia bisa terhindar dari apa yang disebut sebagai jebakan utang “Jalur Sutra Modern” (Belt and Road Initiative)," jelas dia dalam keterangan tertulis yang diterima Kontan.co.id baru-baru ini.

Luhut menjelaskan, Indonesia menerapkan skema yang berbeda dalam pembiayaan proyek. "Kita menerapkan G to G (antar pemerintah) bukan Skema B to B (antar badan usaha) itu sangat baik untuk mengurangi risiko jebakan ini,” tambah dia.

Sehingga tidak ada uang pemerintah yang disertakan dalam proyek-proyek tersebut. Prinsipnya harus sama-sama untung, pemerintah hanya terlibat dalam studi kelayakannya, menyangkut lingkungan hidup, nilai tambah, transfer teknologi, B to B dan pemanfaatan tenaga kerja lokal.

Misalnya, di Indonesia bagian timur Indonesia masih kekurangan tenaga kerja handal dalam bidang teknologi.

“Seperti yang kami lakukan di Morowali, sekarang kami sudah punya politeknik yang mendidik calon-calon tenaga kerja dalam bidang teknik, setelah 3 tahun-4 tahun nanti mereka akan menggantikan tenaga-tenaga kerja asing yang ada di sana. Sehingga anak-anak Indonesia, pekerja-pekerja Indonesia, akan ikut menikmati juga. Inilah yang disebut sama-sama untung,” jelas Luhut.

Menko Luhut melihat Jalur Sutra bukanlah ancaman bagi perekonomian global tetapi malah meningkatkan competitiveness di kawasan. “Kita melihat Uni Eropa memperluas rencana konektivitas blok Eropa-Asia, Rusia membangun Uni Ekonomi Eurasia, dan Amerika Serikat menciptakan kemitraan investasi infrastruktur Indo-Pasifik,” tutur dia.

Pada pidatonya dalam KTT BRI ini Presiden China Xi Jinping mengatakan, pihaknya tidak berusaha menjebak siapa un dengan utang dan hanya memiliki niat baik. Menurutnya Inisiatif Jalan Sutra akan fokus pada transparansi dan pemerintahan yang bersih.

Proyek besar infrastruktur dan perdagangan harus menghasilkan pertumbuhan "berkualitas tinggi" bagi semua orang. Menko Luhut menangkap kesan Cina akan memainkan peran yang lebih kuat lagi di era ini.

“Ini sebenarnya gerakan baru, peralihan kekuatan sedang terjadi sekarang. Banyak negara-negara Eropa yang hadir seperti Italia, Swiss, Jerman pun ikut disini (KTT BRI) negara-negara Latin dan Afrika kan sudah lebih dulu dalam Jalur Sutra ini. Ini menunjukkan gravitasi politik dan ekonomi dunia sedang bergeser dari Barat ke Timur,” kata Luhut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×