kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

LPEM FEB UI memperkirakan inflasi Mei 2021 di kisaran 0,25% mom hingga 0,3% mom


Selasa, 01 Juni 2021 / 14:15 WIB
LPEM FEB UI memperkirakan inflasi Mei 2021 di kisaran 0,25% mom hingga 0,3% mom
ILUSTRASI. Warga berbelanja di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Selasa (11/5/2021).


Reporter: Bidara Pink | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) memperkirakan adanya lonjakan inflasi yang cukup tinggi pada bulan Mei 2021. 

Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB UI Teuku Riefky meramal, inflasi pada bulan lalu bisa berada di kisaran 0,25% mom hingga 0,30% mom. 

“Inflasi akan melonjak cukup tinggi dan bisa naik hampir 2 kali lipat dari inflasi April 2021 yang sebesar 0,13% mom. Pun dengan inflasi tahunan, akan berada di kisaran 1,5% yoy hingga 1,7% yoy,” ujar Riefky kepada Kontan.co.id, Senin (31/5). 

Baca Juga: Ekonom BCA perkirakan inflasi Mei 2021 sebesar 0,29% mom

Riefky lalu menjelaskan, peningkatan inflasi pada Mei 2021 didorong adanya momen Lebaran yang mengerek beberapa kelompok harga seperti transportasi, kelompok makanan, dan emas. 

Terperinci, kelompok transportasi antarkota diperkirakan masih meningkat meski ada pelarangan mudik oleh pemerintah untuk menekan angka laju penularan Covid-19. 

Kemudian kelompok makanan juga meningkat seperti contohnya komoditas daging ayam ras, dan daging sapi. Meski, dalam kelompok ini ada beberapa komoditas yang mengalami penurunan harga (deflasi) sehingga menghambat laju inflasi seperti cabai merah karena masih musim panen dan produk hortikultura. 

Kemudian, peningkatan inflasi pada bulan Mei 2021 juga bisa diartikan adanya peningkatan daya beli secara struktural yang dipengaruhi oleh momen lebaran dan adanya tunjangan hari raya (THR). 

Sayangnya, perbaikan daya beli ini sepertinya masih belum permanen alias hanya sesaat saja karena momentum tersebut. Pasalnya, dampak Covid-19 masih ada dan belum ada perbaikan yang signifikan bagi daya beli masyarakat. 

Baca Juga: Ada momen Lebaran, Bank Permata perkirakan inflasi Mei 2021 sebesar 0,31% mom

Ke depan, Riefky memperkirakan inflasi pada kuartal III-2021 dan kuartal IV-2021 bisa lebih tinggi dengan asumsi perekonomian juga sudah pulih dan berhasil tumbuh tinggi di kisaran sasaran pemerintah. 

“Kalau pemulihan benar terjadi, maka pada paruh kedua tahun ini terutama mendekati akhir tahun inflasinya bisa lebih tinggi. Jadi, harapannya daya beli meningkat,” tambah Riefky. 

Dan hingga akhir tahun, Riefky memperkirakan inflasi sudah akan kembali ke kisaran sasaran Bank Indonesia (BI) yang sebesar 2% - 4%. Namun, inflasi nampaknya masih akan berada di batas bawah atau di kisaran 2,1% yoy hingga 2,2% yoy. 

Selanjutnya: Lebaran diramal bakal mengerek inflasi Mei 2021 menjadi 0,32% mom

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×