kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

LIPI: Prabowo dan Ical 'one man show'


Selasa, 15 April 2014 / 12:57 WIB
LIPI: Prabowo dan Ical 'one man show'
ILUSTRASI. Wakil Presiden AS Kamala Harris berjabat tangan dengan Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr. di Istana Kepresidenan Malacanang di Manila, Filipina, 21 November 2022. REUTERS/Eloisa Lopez


Sumber: Kompas.com | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Ikrar Nusa Bakti menilai, sulit membaca bakal calon wakil presiden ideal untuk Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie alias Ical. Pasalnya, Prabowo dan Ical dianggapnya sebagai figur yang sulit disentuh dan cenderung bergerak sendiri tanpa melibatkan banyak masukan.

"Saya melihatnya seperti itu, Prabowo seperti one man show, Ical juga. Jadi sulit membaca keinginan mereka tentang cawapresnya," kata Ikrar saat dihubungi, Selasa (15/4/2014).

Ikrar menuturkan, baik Prabowo maupun Ical tak pernah secara gamblang menyebut bakal calon wakil presiden yang mereka inginkan. Hal ini berbeda dengan bakal calon presiden dari PDI Perjuangan, Joko Widodo atau Jokowi, yang telah menyebut kriteria cawapres idamannya adalah memiliki kesamaan platform dan ideologi partai.

Dalam banyak kesempatan, kata Ikrar, Prabowo dan Ical lebih banyak menyampaikan sejumlah program yang akan dijalankan jika nanti diberi kesempatan memimpin. Gerindra gencar menggaungkan ekonomi kerakyatan, sementara Ical dengan visi Indonesia menuju 2045.

"Itu kan hanya janji-janji kampanye, belum tentu juga nanti dijalankan. Prabowo dan Ical sulit mendengar masukan dari orang yang bukan berasal dari lingkarannya. Jangan sampai cawapres hanya dijadikan ban serep," pungkasnya.

Setelah pelaksanaan pemilu legislatif, berdasarkan hasil hitung cepat, setidaknya ada tiga partai yang berpeluang mengusung calon presiden, yakni PDI-P, Golkar, dan Gerindra. Jika PDI-P memiliki Jokowi sebagai bakal capresnya, maka Golkar memiliki Ical, sementara Gerindra memiliki Prabowo. Namun, ketiga parpol itu mesti berkoalisi untuk dapat mengusung tokohnya dalam pilpres. (Indra Akuntono)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×