Reporter: Bambang Rakhmanto | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Demi menjaga ketahanan pangan, pemerintah menargetkan Indonesia harus surplus beras 10 juta ton dalam lima tahun mendatang. Ini bukan perkara mudah, sebab tahun ini saja surplus beras diperkirakan cuma 4 juta ton.
Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa menjelaskan, kementerian terkait sudah membahas strategi agar Indonesia surplus beras minimal 10 juta ton itu. Kunci untuk mencapai target tersebut adalah dengan menggenjot produktivitas pangan dalam negeri.
Langkah konkretnya, antara lain dengan perluasan lahan pertanian baru, peningkatan bibit baru, pencetakan sawah, serta pengirigasian. Dia optimistis bila semakin banyak lahan pertanian yang digarap dengan proses irigasi yang baik, maka semakin banyak pula hasilnya. “Berarti ada sawah yang bisa dua atau tiga kali panennya,” kata Hatta.
Berdasarkan data Kementerian Pertanian, pada tahun 2010 kebutuhan beras untuk masyarakat Indonesia mencapai 33,5 juta ton. Sepanjang tahun lalu, produksi beras mencapai 37,1 juta ton. Artinya, ada surplus beras hampir 4 juta ton.
Tahun ini, dengan jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 237 juta jiwa, total kebutuhan beras diprediksi mencapai 33,9 juta ton. Sedang prediksi produksi beras tahun ini diperkirakan mencapai 37,2 juta ton. Dengan kata lain, surplus beras hampir 4 juta ton.
Kemudian pada tahun 2012, dengan jumlah penduduk yang diproyeksikan mencapai 240 juta jiwa, kebutuhan beras bakal meningkat hingga 34,4 juta ton. Sementara proyeksi produksi beras 37,4 juta ton atau surplus tetap 4 juta ton.
Berdasarkan kondisi tersebut, Menteri Perencanaan pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Armida Alisjahbana mengatakan, untuk mencapai target surplus beras 10 juta ton dalam lima tahun mendatang, aspek intensifikasi itu penting. “Yaitu peningkatan produktivitas. Minimal 1,5 sampai 2 kali lipat dari saat ini. Ini yang perlu untuk jangka menengah,” kata Armida.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Mustafa Abubakar menambahkan, tambahan surplus beras sekitar 6 juta ton per tahun perlu dikejar dengan koordinasi intensif semua pihak dengan Kementerian Pertanian. Pihaknya akan berupaya membantu Kementerian Pertanian dengan mengonsolidasikan perusahaan-perusahaan pelat merah di bidang pangan, seperti Bulog, Sang Hyang Seri, Jasa Tirta, Pusri, dan lainnya.
“Kami akan memback-up Menteri Pertanian sebagai yang bertanggung jawab dalam ketahanan pangan, ditambah Menteri PU mengenai percepatan pembangunan irigasi,” papar Mustafa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News