kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.759.000   -6.000   -0,34%
  • USD/IDR 16.600   -40,00   -0,24%
  • IDX 6.236   74,40   1,21%
  • KOMPAS100 884   15,16   1,75%
  • LQ45 697   15,99   2,35%
  • ISSI 196   0,74   0,38%
  • IDX30 366   8,49   2,37%
  • IDXHIDIV20 443   9,73   2,24%
  • IDX80 100   1,98   2,01%
  • IDXV30 106   1,12   1,07%
  • IDXQ30 121   2,95   2,50%

Kurs Rupiah Dekati Level Terendah Sejak 1998, BI Sebut Masih Dalam Batas Fundamental


Selasa, 25 Maret 2025 / 16:26 WIB
Kurs Rupiah Dekati Level Terendah Sejak 1998, BI Sebut Masih Dalam Batas Fundamental
ILUSTRASI. Teller menghitung uang rupiah di Hana Bank, Jakarta. Bank Indonesia (BI) memastikan kondisi nilai tukar rupiah saat ini masih dalam batas fundamental. Meski mata uang Garuda sempat kembali tersungkur mendekati rekor terendah saat krisis moneter 1998. (KONTAN/Baihaki)


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Bank Indonesia (BI) memastikan kondisi nilai tukar rupiah saat ini masih dalam batas fundamental. Meski mata uang Garuda sempat kembali tersungkur mendekati rekor terendah saat krisis moneter 1998.  

Sebagaimana diketahui, nilai tukar rupiah kembali tersungkur hingga level Rp 16.641 per dolar AS pada Selasa (25/3) pukul 9.41 WIB di pasar spot. Nilai tersebut hampir menandingi rekor terendah rupiah ketika Indonesia dilanda krisis moneter, tepatnya di level Rp 16.650 pada 17 Juni 1998,

Walaupun pada Selasa (25/3) pukul 11.49 WIB, mata uang Garuda sempat menguat kembali ke level Rp 16.601 di pasar spot. Namun, Analis Doo Financial Lukman Leong menyebut Indonesia tetap perlu waspada terhadap situasi ini.

Baca Juga: Tekanan Masih Besar, Rupiah Diperkirakan Lanjut Melemah pada Rabu (26/3)

Direktur Departemen Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas BI Fitra Jusdiman menyampaikan, pelemahan nilai tukar rupiah yang terjadi kurang lebih 6 bulan terakhir, utamanya disebabkan oleh faktor ketidakpastian global. Baik terkait kebijakan Presiden AS Donald Trump yang berdampak ke negara lain, serta arah kebijakan The Fed yang berpotensi hawkish, serta gejolak geopolitik yang terus memanas.

Fitra juga menekankan, pelemahan rupiah saat ini berbeda dengan kondisi di 1998, yang mana saat itu terjadi lonjakan  signifikan atas nilai tukar rupiah dari kisaran Rp 8000 per dolar AS, ke hampir Rp 17.000 per dolar AS.

“Karena memang secara fundamental kondisi Indonesia saat ini jauh lebih baik dibanding saat itu (1998). Apabila dibandingkan sejak pertengahan tahun 2024 lalu, rupiah hanya melemah 1,33%, jauh lebih rendah dibandingkan Korean Won yang melemah 6,30% dan Indian rupee yang melemah 2,74%,” tutur Fitra kepada Kontan, Selasa (25/3).

Fitra juga membeberkan, tak hanya rupiah, beberapa mata uang negara lain baik negara maju atau berkembang juga terkena imbas pelemahan mata uang, pasca kemenangan Trump sebagai Presiden AS, meskipun  dengan besaran yang berbeda.

Baca Juga: Kompak, Rupiah Jisdor Melemah 0,37% ke Rp 16.622 per Dolar AS pada Selasa (25/3)

Melihat dinamika tersebut, menurutnya BI bersama otoritas terkait akan selalu berkomitmen untuk menjaga kestabilan nilai rupiah, sehingga dapat menciptakan kepercayaan pasar.

“BI akan selalu melakukan berbagai upaya stabilisasi, khususnya dalam kondisi peningkatan volatilitas nilai tukar yang berlebihan seperti saat ini,” tambahnya.

Langkah tersebut, antara lain melalui langkah triple intervention secara bold dan terukur di pasar spot, Domestic Non Deliverable Forward (DNDF), dan pembelian surat berharga negara (SBN) di pasar sekunder.

“Dalam konteks pergerakan nilai tukar, BI akan selalu memastikan volatilitas tidak meningkat signifikan sehingga kepercayaan pasar tetap terjaga,” tandasnya.

Selanjutnya: Jadwal Buka Puasa Denpasar Hari Selasa, 25 Maret 2025, Resmi dari Kemenag RI

Menarik Dibaca: Promo Hypermart Beli Banyak Lebih Hemat 21-27 Maret 2025, Snack Kalpa Beli 2 Gratis 1

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×