kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Konsumsi Masyarakat Jadi Kunci Redam Efek Resesi


Rabu, 19 Oktober 2022 / 05:27 WIB
Konsumsi Masyarakat Jadi Kunci Redam Efek Resesi
ILUSTRASI. Mantan Menteri Keuangan Chatib Basri khawatir, resesi ekonomi akan membuat masyarakat menahan belanjanya.


Reporter: Bidara Pink | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Banyak yang memperkirakan dunia akan masuk dalam resesi ekonomi pada tahun depan. Ekonom senior yang juga mantan Menteri Keuangan Chatib Basri mengatakan, resesi ekonomi akan membuat masyarakat menahan belanjanya.

Padahal, konsumsi masyarakat saat ini menjadi tumpuan pertumbuhan ekonomi.

Chatib melihat sekarang tanda-tanda perlambatan ekonomi global dan resesi sudah terlihat. Penguatan dolar Amerika Serikat (AS) akan berimbas pada perusahaan yang memiliki utang dalam dolar AS.

Beban utang mereka akan naik, porsi investasi turun, perusahaan yang berpenghasilan dan repatriasi profit dalam dolar akan terpukul. Dengan kata lain,  dunia usaha memang akan mengalami kontraksi.

Baca Juga: Apindo: Insentif Pajak 2023 Perlu Disesuaikan dengan Gejolak Ekonomi Tahun Depan

Di sisi lain, ruang fiskal pemerintah juga menyempit. Setelah ada kondisi luar biasa berupa Covid-19 yang membuka lebar peluang pemerintah untuk memberi banyak insentif fiskal, pada tahun 2023, ruang fiskal bagi pemerintah makin sempit. Sehingga, kemungkinan kontraksi konsumsi pemerintah makin besar.

“Saya khawatir pembicaraan mengenai resesi ini membuat orang-orang jadi menghentikan belanja. Dulu memang saya dinasihati hemat pangkal kaya. Namun, sekarang, dalam pemulihan ekonomi, belanja pangkal pulih,” terang Chatib dalam Indonesia Knowledge Forum BCA, Selasa (18/10) secara daring.

Nah, untuk menggenjot konsumsi rumah tangga, Chatib menyarankan pemerintah fokus dalam memperkuat daya beli masyarakat. Kebijakan fiskal harus fokus untuk melindungi masyarakat kelompok menengah bawah.

Ia mengapresiasi langkah pemerintah saat ini yang telah memberikan bantuan langsung tunai (BLT) maupun program keluarga harapan (PKH), dan program perlindungan sosial lainnya. ini menjadi tumpuan bagi masyarakat menengah bawah untuk bisa belanja, sehingga petrumbuhan konsumsi tetap bergulir.

“Dengan konsumsi rumah tangga yang tetap berjalan, maka efek perlambatan ekonomi dan resesi global akan minim ke Indonesia,” kata Chatib.

Baca Juga: Nasihat Nouriel Roubini saat Krisis: Hindari Saham dan Obligasi Jangka Panjang

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×