kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.905.000   3.000   0,16%
  • USD/IDR 16.456   21,00   0,13%
  • IDX 6.851   34,99   0,51%
  • KOMPAS100 992   7,13   0,72%
  • LQ45 769   5,74   0,75%
  • ISSI 217   0,98   0,45%
  • IDX30 400   3,17   0,80%
  • IDXHIDIV20 475   0,78   0,17%
  • IDX80 112   0,78   0,70%
  • IDXV30 115   0,20   0,18%
  • IDXQ30 131   0,71   0,54%

Konsorsium Donggi-Senoro Masih Belum Putus Asa


Jumat, 12 Juni 2009 / 14:55 WIB
Konsorsium Donggi-Senoro Masih Belum Putus Asa


Reporter: Gentur Putro Jati | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Bulan ini mungkin menjadi masa sulit bagi konsorsium PT Pertamina dan PT Medco Energi Internasional. Perusahaan perminyakan nasional pemilik lapangan Matindok dan Senoro yang memasok kilang PT Donggi Senoro LNG (DSLNG) itu sudah dua kali menyurati Wakil Presiden Jusuf Kalla.

Surat pertama tertanggal 1 Juni dan surat kedua 8 Juni 2009. Melalui surat itu, keduanya meyakinkan Kalla bahwa kesepakatan penjualan gas yang dibuat dengan Kansai Electric Power Co. Inc. dan Chubu Electric Power Co. Inc, perusahaan listrik asal Jepang, memberikan pemasukan yang besar bagi Pemerintah. Apalagi, keduanya tetap berkomitmen menyediakan pasokan gas ke dalam negeri seperti permintaan Kalla.

Surat tertanggal 1 Juni 2009 berisi Proposal Pengembangan Lapangan Senoro-Matindok. Konsorsium mencoba memaparkan nilai keekonomian proyek pengembangan lapangan itu dengan empat model skenario pasokan gas.

Adapun surat kedua tertanggal 8 Juni berisi usulan tindak lanjut proyek Donggi-Senoro. Di sini, konsorsium mencoba menjelaskan bahwa selama ini, Pertamina dan Medco telah memasok semua gas yang diproduksinya untuk pasar domestik. Pertamina telah memasok gas sebanyak 806 juta standar kaki kubik per hari (mmscfd) dan Medco sebanyak 120 mmscfd.

Dalam surat kedua itu, Pertamina dan Medco juga berjanji menjamin pasokan gas dalam negeri dari sejumlah proyeknya (Lihat tabel). "Seharusnya, tidak masalah kalau gas Senoro-Matindok dijual ke Jepang," ucap sumber KONTAN di konsorsium yang enggan disebut namanya.

Dalam penutup surat kedua, Direktur Utama Pertamina, Karen Agustiawan dan Presiden Direktur Medco Darmoyo Doyoatmojo meminta Kalla menyetujui proposal pengembangan Donggi-Senoro dengan tetap mengizinkan mereka mengekspor sebagian produksi gasnya. Sayang, hingga tadi malam, Kalla belum bisa dikonfirmasi lantaran masih berada di Makassar.

Pejabat pemerintahan di sektor migas pun tampak enggan berkomentar soal Donggi-Senoro. Kepala Badan Pelaksana Hulu Minyak dan Gas Bumi Priyono hanya berujar singkat, "Donggi-Senoro sudah di domain Pak Jusuf Kalla." Sehari sebelumnya, Dirjen Migas Departemen ESDM Evita Legowo juga diam dengan memberi alasan serupa.

Direktur Operasional Medco Lukman Mahfoedz berharap, investor Jepang bisa memaklumi kondisi ini. "Doakan saja," katanya. Adapun, Vice President LNG Bussiness Pertamina Hari Karyuliarto yakin, Kansai dan Chubu bisa menerima penjelasan konsorsium. Tapi apa daya, sumber tadi bilang, Kansai dan Chubu telanjur kecewa atas keterlambatan izin Donggi-Senoro. Keterlambatan ini membikin nilai proyek menjadi turun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM) Negotiation Mastery

[X]
×