Reporter: Noverius Laoli | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Selasa malam (11/6), sekitar pukul 20.00 WIB, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tiba-tiba menggelar rapat mendadak. Ia mengundang semua anggota ketua umum partai koalisi yang tergabung dalam Sekretariat Gabungan (Setgab) minus Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Sementara dari unsur pemerintah, SBY mengundang Wakil Presiden (Wapres) Boediono, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Djoko Suyanto serta Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi. Mereka berkumpul di ruang tunggu utama Jakarta Convention Center (JCC).
Rapat tersebut berlangsung sampai pukul 22.00 WIB. Tampak Wapres keluar dari ruang pertemuan dan langsung pulang. Demikian juga langkah itu diikuti oleh Sudi Silalahi dan Muhaimin Iskandar, Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Berselang 20 menit kemudian, barulah SBY tampak menggunakan baju batik berwarna biru keluar dari ruangan pertemuan. Selanjutnya, rombongan tersebut akhirnya membubarkan diri dan meninggalkan JCC.
Ketua Harian Partai Demokrat Syarief Hasan seusai rapat menjelaskan isi pembicaraan tersebut. Menurut Syarief, salah satu topik utama yang dibahas adalah sikap PKS yang menentang kenaikan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.
Syarief bilang, semua partai anggota koalisi menyatakan kecewa terhadap partai dakwah tersebut. Setgab beralasan, seharusnya di tengah krisis global dan ancaman terhadap perekonomian Indonesia, PKS seyogianya bersama-sama dengan pemerintah menyelamatkan perekonomian nasional. “Tapi ternyata PKS berbeda dengan kita,” ujar Sjarif.
Karena itu, dalam rapat ini, partai koalisi memutuskan meninggalkan PKS dan fokus menyelamatkan perekonomian nasional demi kepentingan rakyat. “Kami lebih mementingkan bagaimana menyelamatkan ekonomi Indonesia dan bagaimana menyelamatkan kepentingan rakyat. Kami tetap kecewa dengan sikap PKS itu,” tutur Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah itu.
Syarief mengatakan, pada rapat ini, SBY memang tidak mengundang PKS sebagai salah satu bentuk kekecewaan dan ketidaksenangan presiden dan koalisi terhadap PKS.
Karena itu, pada rapat Selasa malam itu, hanya dihadiri Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie, Ketua UMUM PAN Hatta Rajasa, Ketua Umum PPP Suryadharma Ali dan Muhamimin. Dari Partai Demokrat juga dihadiri Sekretaris Setgab Amir Syamsuddin.
Dalam rapat tersebut, pemerintah membahas bagaimana agar pertumbuhan ekonomi dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Pembaharuan sebesar 6,3% dapat tercapai di tengah krisis global dan ancaman terhadap perekonomian nasional.
Selain itu, juga dibahas agar APBNP yang saat ini tengah digodok di DPR bisa segera disetujui, termasuk di dalamnya dana kompensasi. Dengan demikian pemerintah segera menaikkan harga BBM dan diharapkan perekoomian Indonesia kembali stabil.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News