Reporter: Indra Khairuman | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Kinerja sektor manufaktur mengalami penurunan yang signifikan selama kuartal I 2025. Ini terjadi akibat berbagai tekanan, mulai dari efisiensi belanja pemerintah hingga berkurangnya permintaan ekspor.
Dalam laporan S&P Global, Headline Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia turun di bawah 50,0 pada bulan April, yakni menjadi 46,7 dari sebelumnya di level 52,4 pada bulan Maret lalu.
Baca Juga: BI: Kinerja Industri Manufaktur Meningkat Pada Kuartal I 2025
David Ernest Sumual, Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA), menjelaskan bahwa penurunan kinerja pada kuartal pertama dipicu oleh beberapa faktor.
“Kinerja kuartal I turun dari sisi permintaan terutama di beberapa sektor seperti tekstil, dan ada faktor efisiensi belanja pemerintah pada manufaktur, serta pelemahan permintaan ekspor,” ujar David kepada Kontan.co.id, Jumat (2/5).
Ia juga menjelaskan bahwa permintaan musiman selama periode lebaran tahun ini tidak sekuat tahun lalu. Alhasl itu turun berimbas pada penurunan kinerja sektor manufaktur. Menurut David proyeksi sektor manufaktur sangat bergantung pada momentum belanja pemerintah.
Baca Juga: Kinerja Sektor Manufaktur Masih Menunjukan Ekspansif di Tengah Penurunan Daya Beli
“Proyeksi tahun ini sangat tergantung pada momentum belanja pemerintah, karena prospek permintaan ekspor relative terbatas, sementara daya beli masyarakat juga terbatas,” tandasnya.
Hal ini menunjukkan bahwa tanpa dorongan dari belanja pemerintah, sektor manufaktur mungkin bisa terus menghadapi tantangan. David juga mengingatkan bahwa pelaku usaha kemungkinan akan menyesuaikan terhadap lemahnya permintaan.
“Kemungkinan pelaku usaha akan melakukan adjustment terhadap lemahnya permintaan via efisiensi sehingga memang ada potensi masih kontraksi,” tambahnya.
Namun, ia menegaskan bahwa jika belanja pemerintah pada semester kedua dapat memberikan multiplier, khususnya untuk sektor manufaktur yang berorientasi pasar domestik, ada harapan untuk perbaikan kinerja di sektor ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News