kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.915.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.341   27,00   0,17%
  • IDX 7.544   12,60   0,17%
  • KOMPAS100 1.047   -4,04   -0,38%
  • LQ45 795   -5,29   -0,66%
  • ISSI 252   0,56   0,22%
  • IDX30 411   -3,03   -0,73%
  • IDXHIDIV20 472   -7,09   -1,48%
  • IDX80 118   -0,54   -0,46%
  • IDXV30 121   -0,69   -0,57%
  • IDXQ30 131   -1,32   -1,00%

Kepastian reshuffle diputuskan bulan depan


Selasa, 20 September 2011 / 19:37 WIB
ILUSTRASI. Saham-saham yang paling banyak dilego asing Selasa (17/11).


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Djumyati P.

JAKARTA. Keputusan perihal reshuffle atau perombakan kabinet Indonesia Bersatu Jilid II kemungkinan baru terjawab bulan Oktober. Tepat dua tahun masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono - Wakil Presiden Boediono.

Hal itu disampaikan oleh Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Sofyan Wanandi seusai melakukan pertemuan dengan Presiden dan jajaran menteri KIB II di kantor Sekretaris Negara, Selasa (20/9).

Sofyan mengaku secara inisiatif menanyakan soal kepastian mengenai isu reshuffle ke SBY. Dengan dalih untuk kepastian hukum dan tidak menimbulkan keresahan. "Kalau mau ada reshuffle yang lakukan reshuffle. Kita sampaikan, jangan membuat ini resah dan kita semua menunggu nasib," katanya.

Menanggapi pertanyaan ini, SBY menurut Sofyan menjelaskan bahwa dirinya tidak pernah memikirkan hal ini sebagai sebuah masalah. Hal yang pasti, bulan Oktober mendatang SBY bakal melakukan evaluasi secara menyeluruh terhadap kinerja para menterinya yang sudah berjalan dua tahun ini.

"Ya setelah dua tahun bekerja, siapa yang mampu, siapa tidak mampu, kena masalah, siapa yang sakit dan segala macam. Nah itu beliau akan putuskan nanti bulan depan," katanya.

Sofyan mengungkapkan SBY enggan membeberkan keputusan apa yang nanti bakal dipilihnya terhadap para menterinya. "Cuma apa yang beliau putuskan, beliau tidak mau kasih tahu ke kita. Tapi itu kita tanyakan supaya jangan diombang-ambing dan kita tidak bisa bekerja pula," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×