Reporter: Anastasia Lilin Y | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Syamsir Siregar mengaku kecolongan soal pengamanan sehingga menyebabkan terjadinya ledakan bom di daerah Kuningan. "Bisa saja kau (wartawan, Red) bilang begitu (kecolongan) karena memang tidak terdeteksi oleh kita," akunya, saat melakukan kunjungan ke RS Metropolitan Medical Center (MMC), Jakarta Selatan, (17/07).
Meski mengaku kecolongan, Syamsir mengaku timnya belum mengerahkan kekuatan penuh untuk pengamanan Jakarta. Sistem pengamanan yang diterapkan saat ini masih setaraf pengamanan saat pelaksanaan pemilu.
Namun dia menolak kalau dibilang lengah. Syamsir berkilah tak hanya Indonesia yang bisa kena teror bom tapi negara besar dengan sistem pengamanan yang lebih canggih pun tak luput dari teror bom, seperti Amerika.
"Memangnya saya Tuhan jadi bisa mencegah agar tidak kecolongan?" ujarnya balik bertanya kepada wartawan.
Saat ditanya tentang siapa kemungkinan pelaku di balik pengeboman ini, Syamsir bilang masyarakat jangan berspekulasi dulu. Dia juga mengatakan untuk tidak mengaitkan ledakan bom kali ini dengan kelompok agama dan politik tertentu. "Presiden juga tidak ada bilang begitu," katanya.
Didesak pertanyaan kemungkinan keterkaitan ledakan bom ini dengan peristiwa penembakan di Timika, Papua yang menewaskan warga negara Australia, Syamsir hanya bilang kalau pihaknya sedang menjalani penyelidikan. Termasuk kemungkinan jaringan Nurdin M Top dalam peristiwa ini. "Sedang dalam evaluasi," pungkasnya.
Ledakan bom yang terjadi di dua hotel di daerah Kuningan, Jakarta Selatan terjadi pagi hari. Pertama, ledakan terjadi di Hotel JW Marriott pada 07.40 wib. Menyusul sepuluh menit kemudian terjadi ledakan di Hotel Ritz Carlton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News