CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.482.000   -35.000   -2,31%
  • USD/IDR 15.800   -121,00   -0,77%
  • IDX 7.322   55,53   0,76%
  • KOMPAS100 1.120   5,81   0,52%
  • LQ45 885   5,41   0,62%
  • ISSI 222   1,93   0,88%
  • IDX30 453   1,57   0,35%
  • IDXHIDIV20 545   1,27   0,23%
  • IDX80 128   0,70   0,54%
  • IDXV30 137   1,60   1,18%
  • IDXQ30 151   0,42   0,28%

Kenaikan sejumlah tarif bakal menekan daya beli masyarakat tahun ini


Kamis, 02 Januari 2020 / 17:25 WIB
Kenaikan sejumlah tarif bakal menekan daya beli masyarakat tahun ini
ILUSTRASI. Pengunjung di sebuah pusat perbelanjaan di Jakarta Barat, Minggu (27/10). Kenaikan sejumlah tarif bakal menekan daya beli masyarakat tahun ini.


Reporter: Rahma Anjaeni | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kenaikan tarif rokok, jalan tol, serta iuran BPJS Kesehatan diprediksi akan melemahkan konsumsi rumah tangga di tahun 2020.

Direktur Eksekutif Center of Reforms on Economics (CORE) Indonesia Mohammad Faisal menyatakan, berbagai kebijakan terkait kenaikan tarif ini akan memengaruhi daya beli masyarakat, baik yang berpendapatan bawah maupun kelas menengah.

"Kebijakan terkait kenaikan cukai rokok, pemotongan subsidi solar, dan LPG 3kg akan memengaruhi daya beli masyarakat berpendapatan bawah," ujarnya kepada Kontan, Kamis (02/01).

Baca Juga: Berbagai tarif naik tahun ini, Kemenkeu siapkan segambreng instrumen fiskal

Sementara itu, menurutnya kenaikan iuran BPJS Kesehatan akan memengaruhi daya beli masyarakat kelas menengah yang tidak masuk dalam kategori penerima bantuan iuran (PBI). Jika dilihat secara keseluruhan, maka kebijakan tersebut akan berpotensi memperlemah tingkat konsumsi rumah tangga di tahun 2020.

Ia menambahkan, sebagai langkah antisipasi seharusnya pemerintah perlu melakukan pertimbangan ulang sebelum memberlakukan berbagai kebijakan tersebut. Setidaknya, jika kebijakan ini akan tetap dilaksanakan sebaiknya tidak dalam waktu yang bersamaan.

Terkait penyaluran bantuan sosial (bansos), Faisal mengatakan saat ini penyalurannya sudah cukup bagus. Hanya perlu terus diperbaiki sistem pendataan, monitoring, dan juga melakukan evaluasi secara terus menerus karena kondisi di lapangan cepat berubah.

Baca Juga: Harga rokok naik 35%, saham-saham emiten rokok ikut melompat

"Hanya saja kalau bicara daya beli, prioritasnya jangan mengandalkan bansos. Tapi peningkatan income masyarakat melalui penciptaan lapangan kerja yang berkualitas dan banyak," tambah Faisal. 

Di sisi lain, Faisal menganggap penerapan kebijakan fiskal yang ekspansif dan lebih longgar sangat dibutuhkan, terutama pada kondisi seperti saat ini. Salah satu caranya adalah menaikkan batas penghasilan tidak kena pajak (PTKP) untuk menjaga daya beli masyarakat menengah ke atas.


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×