Reporter: Farrel Dewantara | Editor: Edy Can
JAKARTA. Komite Ekonomi Nasional (KEN) mengatakan subsidi bahan bakar minyak (BBM) tetap perlu. Hanya saja, Ketua KEN Chairul Tanjung menyatakan, pemberian subsidi BBM tersebut harus tepat sasaran.
Chairul beralasan, kenaikan harga BBM subsidi akan berdampak pada warga miskin. "Nah, hal ini tentu akan mengganggu konsumsi domestik kita yang nantinya akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi," katanya, Senin (10/12).
KEN memprediksikan konsumsi domestik akan menjadi penopang utama pertumbuhan ekonomi 2013 mendatang ketimbang investasi dan ekspor. Kontribusi belanja rumah tangga terhadap ekonomi sebesar 2,6%-2,9%, sedangkan investasi 2,7%-2,9%, dan ekspor hanya 0,0%-0,2%.
Menurut Chairul, pemerintah harus melarang kelas menengah ke atas atau orang yang tidak miskin untuk menggunakan BBM bersubsidi. "Kalau orang sudah bisa membeli mobil pribadi berarti dia sudah bisa dikatakan tidak miskin," ujarnya.
Asal tahu saja, pemerintah berniat menaikkan harga BBM subsidi. Ini lantaran konsumsi BBM subsidi telah memberatkan anggaran. Sejumlah ekonom juga telah menyarankan pemerintah segera menaikkan harga BBM subsidi pada 2013 mendatang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News