Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendorong stakeholder terkait industri fesyen (tekstil dan pakaian jadi) untuk meningkatkan perannya dalam pemulihan ekonomi nasional. Sektor fesyen dinilai menjadi salah satu sektor yang memiliki potensi untuk mendukung pemulihan ekonomi.
Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, mengatakan, industri tekstil dan pakaian jadi menjadi salah satu sektor prioritas dalam program Making Indonesia 4.0 yang penting untuk terus dikembangkan. Kinerja ekspor industri tekstil dan pakaian jadi pada tahun 2020 mencapai US$ 10,62 miliar dengan kontribusi ke PDB industri pengolahan nonmigas sebesar 6,76%.
"Saya mengajak stakeholders yang terdiri dari industri fesyen, pemerintah daerah, pelaku industri, marketplace dan akademisi bersama memajukan industri fesyen nasional dengan selalu mempromosikan dan menggunakan produk fesyen dalam negeri," ujar Agus dalam Opening Ceremony 'InaFashion Smesco Online Expo 2021', Rabu (21/4).
Lebih lanjut Agus mengapresiasi penyelenggaraan InaFashion Online Expo 2021 yang dinilai dapat menjadi pendorong pemulihan ekonomi nasional. Khususnya bagi industri kecil fashion dalam menghadapi pandemi saat ini. "Acara ini sinergitas pemerintah dan pelaku sektor riil untuk kembali bangkit untuk pemulihan ekonomi nasional," ujar Agus.
Baca Juga: Ninja Xpress cetak kenaikan pengiriman barang hingga 2 kali lipat di kuartal I-2021
Senada, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengapresiasi penyelenggaraan acara tersebut. Menurutnya, hal ini menjadi salah satu dukungan untuk menjaga daya konsumsi masyarakat. Serta membantu UMKM bidang fesyen untuk segera bangkit di tengah pandemi. "Fesyen lokal sangat berpotensi menjadi salah satu penggerak utama perekonomian nasional," ucap Lutfi.
Berdasarkan catatan Kementerian Perdagangan pada tahun 2020, ekspor produk pakaian jadi bukan rajutan oleh UKM Indonesia mencapai US$ 154,47 juta. UKM juga mampu mengekspor barang-barang rajutan ke dunia mencapai US$ 133,49 juta.
Selain itu, per Maret 2021, ekspor nonmigas di sektor pakaian dan aksesorinya yang tergolong rajutan berhasil tumbuh 18,82% (mom) menjadi kisaran US$360 juta. Sedangkan, ekspor pakaian dan aksesorinya golongan bukan rajutan berhasil tumbuh 12,81% (mom) di kisaran US$ 350 juta. Kedua sektor tersebut masuk dalam top 20 ekspor nonmigas Indonesia.
Selanjutnya: 3 Pegusaha wanita muda Indonesia berhasil masuk Forbes 30 under 30 Asia 2021
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News