Reporter: Fahriyadi | Editor: Adi Wikanto
JAKARTA. Lonjakan harga material bangunan bakal terjadi seiring kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Namun, Kementerian Perumahan Rakyat (Kempera) sudah punya jurus agar harga rumah murah untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) tak ikut bergejolak.
Menteri Perumahan Rakyat, Djan Faridz, menyatakan, harga material bisa semakin mahal setelah kenaikan harga BBM bersubsidi karena terpengaruh biaya angkutan. Mengingat, sarana transportasi material bangunan ada yang menggunakan BBM bersubsidi dan tidak bersubsidi. "Harga bangunan akan naik, dan ujungnya harga rumahnya juga kian mahal," ujar Djan, Rabu (19/6).
Deputi Bidang Pembiayaan Kempera, Sri Hartoyo, bilang, meskipun harga rumah di industri properti meningkat, pihaknya akan mempertahankan bandrol rumah murah yang saat ini Rp 95 juta per unit. Pemerintah akan menyiasati kenaikan harga material bangunan dan tetap mempertahankan harga jual rumah dengan cara meminimalisir kualitas finishing rumah, seperti lantai dan dindingnya. "Tahun ini tetap, tapi untuk tahun depan, akan dievaluasi kembali," jelasnya.
Sri menilai komponen material bangunan rumah yang akan melonjak kemungkinan hanya beton dan semen, sedangkan yang lain kenaikannya tak terlalu berpengaruh.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News