kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kementerian Koperasi targetkan tahun depan data UMKM terkonsolidasi


Kamis, 27 Agustus 2020 / 17:51 WIB
Kementerian Koperasi targetkan tahun depan data UMKM terkonsolidasi
ILUSTRASI. Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki


Reporter: Ratih Waseso | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menuturkan, bantuan presiden (banpres) produktif usaha mikro ditargetkan menjangkau 12 juta penerima. Dengan pembagian ditargetkan rata-rata setiap kabupaten/kota sebesar 20.000 penerima banpres.

"Nanti dari aspek pemerataan proporsional mungkin kabupaten dan kota dengan padat penduduknya mungkin akan jauh lebih banyak. Jadi ini kami sudah buat edaran kepada kepala dinas, kepala daerah untuk segera mendata," jelas Teten saat rapat kerja (raker) bersama Komisi VI DPR RI, Kamis (27/8).

Berbicara soal data, Teten mengakui, memang menjadi pekerjaan rumah tersendiri melihat jumlah pelaku UMKM yang lebih dari 64 juta pelaku usaha. Maka tahun depan, Teten menargetkan konsolidasi data dari UMKM dapat terlaksana.

"Memang problemnya ada di data, kita akuilah ini data UMKM ini belum terkonsolidasi semua dengan baik karena yang urusin UMKM inikan ada 18 kementerian dan lembaga, lalu ada Himbara dan lainnya. Jadi Insya Allah tahun depan kita sudah konsolidasi soal data ini," imbuhnya.

Baca Juga: Usaha mikro dan kecil diguyur bantuan hibah Rp 22 triliun

Untuk program banpres produktif usaha mikro sendiri, Kementerian Koperasi dan UKM menggunakan sumber data diantaranya dari Permodalan Nasional Madani (PNM), Himpunan Bank Milik Negara (Himbara), koperasi, Baitul Maal wa Tamwil (BMT), Bank Pembangunan Daerah, Bank Perkreditan Rakyat (BPR), serta kementerian dan lembaga lainnya.

Teten menegaskan, meski sumber data penerima banpres produktif usaha mikro didapatkan dari berbagai pihak, namun untuk cleansing data calon penerima sendiri dilakukan oleh KemenKopUKM bekerjasama dengan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).

"Otoritasnya dari kami hanya sumber data aja dari mana-mana. Kemarin ada masalah juga dengan teman-teman koperasi karena teman koperasi juga minta sebagai penyalur langsung tapi karena standar akuntabilitas Menteri Keuangan dan BPKP hanya perbankan sehingga mereka kemarin agak menarik jadi partisipasi program ini. Tapi kita sudah mediasi karena mereka takutnya tuh nasabahnya pindah dari koperasi ke bank tapi itu tidak akan," jelas Teten.

Program banpres produktif usaha mikro, kata Teten, direspons positif, maka rencananya akan ada pengajuan untuk adanya penambahan penerima.

"Soal data ini angka yang cukup besar 12 juta, bahkan saya ingin mengajukan lagi karena sangat direspon secara positif. Selama ini kami keliling ke berbagai daerah ya walaupun hanya yang masih bisa ditempuh dengan jalur darat untuk saat ini," ungkapnya.

Banpres produktif usaha mikro sendiri diperuntukkan bagi pelaku usaha yang belum bankable atau belum pernah mendapatkan pinjaman dari perbankan. Teten menyebutkan ada sekitar 60,6 juta pelaku UMKM yang sudah bankable. Namun dalam faktanya memang angka tersebut belum pasti sejumlah itu, masih ada data yang overlapping.

Hitungan Kementerian Koperasi dan UKM sendiri ada 20 juta pelaku UMKM yang memang belum bankable. Namun target banpres produktif usaha mikro sendiri baru menyasar 12 juta penerima. Oleh karenanya Teten ingin target tersebut nantinya dapat bertambah.

Baca Juga: UMKM dapat bantuan Rp 2,4 juta, simak pengertian dan kriterianya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×