kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kemenkop UKM beberkan tiga jurus gairahkan UMKM dan Koperasi


Minggu, 10 November 2019 / 19:18 WIB
Kemenkop UKM beberkan tiga jurus gairahkan UMKM dan Koperasi
ILUSTRASI. Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengikuti rapat kerja dengan Komisi VI DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (7/11/2019).


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Perubahan gaya hidup seiring perkembangan teknologi harus dibadapi oleh pelaku UMKM dan koperasi. Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menyatakan di era disrupsi sebenarnya bisa menjadi peluang untuk menggairahkan UMKM dan koperasi.

Ia menyebut terdapat tiga jurus guna menggairahkan UMKM dan koperasi. Pertama, manfaatkan digitalisasi ini dengan membuat platform yang bisa memperluas pasar UMKM. Kedua, memberikan sentuhan teknologi produksi atas produk-produk UMKM.

Baca Juga: Kebut omnibus law, Kemenkeu prioritaskan RUU tentang fasilitas perpajakan

"Ketiga, menyediakan fasilitas skim pembiayaan yang sesuai dengan karakeristik UMKM. Agar bisa mengakses pembiayaan khususnya dari perbankan, para UMKM atau kelompok tani itu bisa tergabung dalam wadah koperasi sehingga memiliki badan hukum, yang memudahkan lembaga pembiayaan seperti perbankan untuk bisa membiaya," ujar Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki dalam keterangan tertulis pada Minggu (10/11).

Lanjut Ia, koperasi bisa menjadi agregasi dari UMKM semisal kelompok pertanian, peternakan, perikanan, kuliner maupun kerajinan. Ia bilang agregasi dipilih karena rentang UMKM sangatlah luas dan rumit. Dengan jumlah 63 juta lebih dimana 98% merupakan usaha mikro, maka butuh kebijakan yang bisa menjangkau semua.

Teten memberi contoh, para petani di pulau Jawa yang kepemilikan lahannya rata-rata sempit atau dibawah 2 hektare, namun ditanami banyak komoditi.

Meskipun UMKM menyumbang 60% PDB, namun umumnya mereka belum masuk pada value chain (rantai produksi).

Baca Juga: Waspada investasi bodong berkedok koperasi, begini respons Teten Masduki

Karena itu, aplikasi-aplikasi digitalisasi menjadi sangat penting untuk menghubungkan antara petani, konsumen maupun investor. "Aplikasi menjadi penting agar ada agregasi dari para petani-petani kecil ini, karena bisa masuk dalam skala bisnis," jelas Teten.

Aplikasi juga bisa menghubungkan akses pasar dan memberikan kepastian harga.
Aplikasi juga bisa menjawab masalah modernisasi teknologi produksi dimana produk petani nanti bisa dipusatkan dalam sharing factory dalam hal pengolahannya.

Sementara itu Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, pihaknya siap melakukan kerjasama dengan Kementerian Koperasi dan UKM, namun kerjasama itu akan banyak diimplementasikan di daerah khususnya di tingkat kecamatan. Dalam hal ini Kementerian Pertanian akan membentuk Kostaran atau komando strategis pertanian yang berada di kecamatan.

"Masalah pertanian adalah masalah kita bersama, karena itu semakin banyak yang ikut khususnya platform digital, saya semakin senang," kata mantan Gubernur Sulsel itu.

Baca Juga: Masih ditemukan investasi bodong berkedok koperasi, Teten Masduki: Kita harus awasi

Saat ini problemnya adalah masalah data, yang masih berbeda-beda. "Saya targetkan tanggal 1 Desember akan ada satu data pertanian yang akan dipakai oleh semua, data itu mencakup 34 provinsi, 580 kota kabupaten lebih, dan 74.000 lebih kecamatan di seluruh Indonesia," katanya.

Mentan mengajak Menkop dan UKM untuk melakukan kerjasama antara kelompok-kelompok tani dengan koperasi setempat, untuk menaikkan produktivitas padi, palawija dan perkebunan. "Kita juga akan ajak desa, agar dana desa jangan hanya untuk membuat jalan atau got aja, namun juga untuk pertanian," kata Syahrul.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×