Reporter: Ratih Waseso | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sesditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit & Plt. Dirjen P2P Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Maxi Rein Rondonuwu mengatakan, ada kecenderungan mutasi Covid-19 varian Delta menyerang anak-anak di bawah 18 tahun.
Meski dimungkinkan juga turunnya daya tahan tubuh seorang anak menjadi faktor mudah terpapar Covid-19.
Maxi mengatakan, beberapa rumah sakit sudah terlihat terdapat pasien Covid-19 yang berusia di bawah 18 tahun bahkan ada juga di bawah 10 tahun.
"Memang ada kecenderungan kalau lihat varian Delta ini pada umur, di beberapa Rumah Sakit kami lihat umur-umur di bawah 18 tahun di bawah 10 tahun sudah ada yang kena. Itu saja yang pengamatan kami untuk varian baru ini berbeda dengan varian yang sebelumnya yang dari Wuhan," jelas Maxi saat Dialog Produktif Rabu yang disiarkan kanal YouTube FMB9IID_IKP, Rabu (23/6).
Namun secara klinis, varian Delta memiliki gejala yang sama seperti varian virus yang pertama muncul di Wuhan, China. Hanya saja yang patut diwaspadai ialah tingkat penularan varian Delta yang lebih cepat dari sebelumnya.
Baca Juga: Benarkah varian Delta bisa menular hanya dengan berpapasan? Ini kata Kemenkes
"Kalau soal paparan sama semuanya paparan itu semua virus itu melalui airborne, nggak usah varian baru semua virus memang seperti itu melalui airborne. Hanya memang cara penularannya cepat banget varian Delta jadi eksponensial seperti di India," jelasnya.
Penularan varian Delta yang sangat cepat terlihat di lonjakan yang terjadi di Kudus Jawa Tengah. Dari hasil pemeriksaan di Kudus, Maxi mengungkapkan bahwa hampir semua sample yang diperiksa ialah varian Delta. DKI Jakarta pun varian Delta disebut juga sudah ditemukan.
"Kudus memang hampir semua yang kami periksa itu emang varian baru Delta, Jadi kami setiap ada peningkatan kasus di setiap daerah yang cukup tajam langsung ambil sampel yang memenuhi syarat genome squencing," imbuhnya.
Adapun untuk pemeriksaan Whole Genome Squencing telah ditunjuk 14 laboratorium untuk memeriksa adanya varian baru di Indonesia.
Meski memiliki tingkat penularan lebih cepat, Maxi mengungkap dari data belum menunjukkan bahwa varian Delta memiliki tingkat keganasan yang lebih tinggi. Namun bukan berarti hal tersebut tak bisa dianggap remeh.
"Belum terbukti sangat ganas jadi angka kematiannya rendah. Tapi kalau nanti banyak orang kena dan yang [gejala] sedang dibawa ke rumah sakit kemudian terbatas tempat tidurnya, ruang ICU habis seperti di India oksigen habis itu berarti kan angka kematian jadi banyak," kata Maxi.
Selanjutnya: Saat anak terinfeksi Virus Corona, segera lakukan hal ini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News