kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.953.000   -3.000   -0,15%
  • USD/IDR 16.555   0,00   0,00%
  • IDX 6.948   21,45   0,31%
  • KOMPAS100 1.008   2,88   0,29%
  • LQ45 780   2,98   0,38%
  • ISSI 221   0,16   0,07%
  • IDX30 404   1,67   0,41%
  • IDXHIDIV20 476   1,06   0,22%
  • IDX80 114   0,36   0,32%
  • IDXV30 116   0,58   0,50%
  • IDXQ30 131   0,22   0,16%

Kemenhut Takedown 4.000 Akun Jual Beli Satwa Liar di Medsos


Rabu, 07 Mei 2025 / 17:28 WIB
Kemenhut Takedown 4.000 Akun Jual Beli Satwa Liar di Medsos
ILUSTRASI. ANTARA FOTO/Irwansyah Putra/aww. Kemenhut dan idEA telah menurunkan atau takedown 4.000 akun yang memperjualbelikan satwa liar di media sosial.


Reporter: kompas.com | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Kehutanan (Kemenhut) dan Indonesian E-Commerce Association (idEA), telah menurunkan atau takedown 4.000 akun yang memperjualbelikan satwa liar di media sosial. 

Direktur Penindakan Pidana Kehutanan Kemenhut, Rudianto Saragih Napitu, mengatakan pemilik akun yang mempertontonkan satwa liar secara ilegal juga terancam dikenakan sanksi pidana sesuai Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2024. 

"Karena itu bisa menimbulkan keinginan, jual beli dan lain-lainnya. Kami kasih waktu untuk satu sampai dua tahun ini, mungkin pemahaman Undang-Undangnya belum optimal, tetapi ke depannya akan kami tindak," ujar Rudianto dalam konferensi pers di kantornya, Selasa (6/5/2025). 

Pihaknya turut bekerja sama untuk mendeteksi perdagangan gelap satwa liar. Kemenhut dan idEA menelusuri pemilik dari hewan yang diperjualbelikan. 

Baca Juga: Kemenhut: Ada 436 Perusahaan yang Punya Kebun Sawit Tanpa Izin di Kawasan Hutan

"Terkait peredaran tumbuhan dan satwa liar, kami memprofiling semua pelaku kejahatan liar. Kami sampaikan, sampai hari ini sudah hampir 4.000 akun kami takedown," jelas Rudianto.

Sementara itu, Sekretaris Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Kemenhut, Lukita Awang Nistyantara, menyampaikan sejauh ini jual beli bagian tubuh hewan tengah menjadi tren. 

Para pembeli menjadikan potongan tubuh hewan seperti tengkorak, paruh, hingga taring sebagai pajangan. 

Menurut Lukita, tengkorak monyet ekor panjang maupun orangutan mayoritas dikirimkan ke Amerika Serikat. 

"Kalau berdasarkan data kami, hampir ke luar negeri itu 130 kali pengiriman. Jadi sudah berlangsung lama. Kedua, banyak trennya adalah sisik trenggiling. Ini sisik trengiling di tahun ini saja kami sudah melakukan empat operasi," papar dia. 

Operasi penggagalan penyelundupan itu berlangsung di Karimun, Riau, Kisaran dan Asahan, Sumatera Utara, serta Jakarta dengan berat 165 kilogram. 

Kini, Kemenhut tengah mencari keberadaan pemilik badan lelang yang menjual trenggiling. 

"Saya kira untuk paruh bengkok dan burung-burungan yang ke Arah Filipina dan Malaysia lebih kepada satwa-satwa endemik Indonesia. Ada yang kemarin kami tangkap (penyelundup) si amang dan owa yang mau dikirim ke Malaysia," kata Lukita. 

Modus operandinya, lanjut dia, ialah menjual via online di media sosial. Sementara untuk satwa liar yang masih hidup dijual melalui jaringan yang sangat tertutup. 

Para pelaku membawa hewan-hewan tersebut dengan menggonta-gabti transportasi agar tak terendus petugas. 

"Dari darat ke kapal. Kapal nanti akhirnya ke darat. Termasuk kalau burung-burungan itu ada yang kami deteksi juga dari Bandara Soekarno Hatta," tutur Lukita.

Baca Juga: Kemenhut Selidiki Tambang Ilegal di Hutan Pendidikan Universitas Mulawarman

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kemenhut "Takedown" 4.000 Akun Jual Beli Satwa Liar di Medsos", Klik untuk baca: https://lestari.kompas.com/read/2025/05/07/162500086/kemenhut-takedown-4.000-akun-jual-beli-satwa-liar-di-medsos.

Selanjutnya: Ketua Satgas Sekolah Rakyat Ungkap Prabowo Bakal Bangun 100 Sekolah Baru Per Tahun

Menarik Dibaca: 5 Cara Merawat Botol Parfum yang Benar agar Aromanya Tetap Terjaga

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×