kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,20   -16,32   -1.74%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kasus Dugaan Hepatitis Akut di Indonesia Bertambah Jadi 18 Kasus, 7 Meninggal


Jumat, 13 Mei 2022 / 15:50 WIB
Kasus Dugaan Hepatitis Akut di Indonesia Bertambah Jadi 18 Kasus, 7 Meninggal
ILUSTRASI. Hingga 11 Mei 2022 terdapat 18 kasus dugaan hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya atau misterius.


Reporter: Ratih Waseso | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kasus dugaan hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya makin bertambah. Direktur Utama Rumah Sakit Penyakit Infeksi Sulianti Saroso Jakarta Mohammad Syahril menyebutkan, hingga 11 Mei 2022 terdapat 18 kasus dugaan hepatitis akut yang belum diketahui etiologi/penyebabnya atau misterius.

"Dari 18 ini ada pasien yang meninggal 7 orang," kata Syahril dalam konferensi pers virtual Kementerian Kesehatan, Jumat (13/5).

Syahril mengatakan, dari 7 pasien meninggal masih tergolong usia anak-anak dan mayoritas datang dalam kondisi terlambat. Bahkan sudah ada pasien yang datang dengan kondisi kesadaran menurun. Keseluruhan temuan kasus ini negatif Covid-19.

"Sehingga ditingkat rumah sakit sudah tidak bisa memberikan pertolongan lanjut untuk kasus yang lanjut ini," ungkapnya.

Namun dari 7 kasus meninggal belum ditegakkan diagnosisnya sebagai hepatitis akut. Berkaca pada kasus meninggal, Syahril meminta orangtua atau masyarakat harus lebih waspada jika menemui gejala awal seperti demam, mual, muntah, diare agar tak berlanjut ke gejala berat.

Baca Juga: Bertambah, Kasus Kematian Akibat Hepatitis Akut Misterius di Indonesia Jadi 7 Orang

Dari 18 temuan dugaan kasus hepatitis akut tersebut, 9 kasus masuk status pending classification, tujuh discarded, satu dalam proses verifikasi dan satu probable.

"Dari yang meninggal tadi di samping belum dipastikan penyebab hepatitis akutnya, memang keterlambatan dirujuk ke rumah sakit dan dirujuk ke rumah sakit dalam keadaan berat," ungkapnya.

Sebanyak 7 kasus discarded atau disisihkan lantaran ditemukan penyakit lainnya seperti Hepatitis A (1 kasus), Hepatitis B (1 kasus), demam berdarah dengue (2 kasus), dan dua kasus usai di atas 16 tahun.

Adapun peta sebaran kasus temuan tersebut, Provinsi DKI Jakarta paling banyak dengan 12 kasus, Bangka Belitung 1 kasus, Jawa Barat 1 kasus, Jawa Timur 1 kasus, Kalimantan Timur 1 kasus, Sumatra Barat 1 kasus, Sumatra Utara 1 kasus.

"Dari 18 kasus, sembilan laki-laki, delapan perempuan dan satu masih proses verifikasi. Dengan usia yang paling banyak adalah 5 sampai 9 tahun ada enam orang. Kemudian diatas 15-20 tahun ada empat orang," imbuh Syahril.

Dari keseluruhan kasus temuan secara umum merasakan gejala demam, mual, muntah hilang nafsu makan, diare akut, lemah lesu, nyeri pada perut dan otot dan kuning pada mata dan kulit serta urin seperti air teh.

Syahril mengungkapkan, pada dasarnya penyakit hepatitis dapat disembuhkan tanpa gejala menetap. Namun, potensi terkena kembali ada ketika melakukan kontak dengan pasien yang diduga hepatitis akut. Sebagai pencegahan, masyarakat diminta melakukan pola hidup bersih dan sehat.

Sebagai langkah penanganan hepatitis akut, Kementerian Kesehatan telah membentuk Satgas Penanganan Hepatitis Akut. Syahril menyebut, Satgas tersebut melibatkan para ahli dan pakar untuk melakukan diskusi dan penentuan langkah penanganan hepatitis akut.

"Sebagai contoh ada sudah ada pedoman pengobatan dan perawatan dari ikatan dokter anak Indonesia dan IDI dan unu yang kita pakai, termasuk juga langkah pemeriksa laboratorium," ujarnya.

Baca Juga: Ini Gejala Awal dan Lanjutan Hepatitis Akut yang Muncul Jika Anak Kena Penyakit Ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×