Sumber: covid19.go.id,Kompas.com | Editor: Adi Wikanto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penambahan kasus positif Covid-19 atau corona di Indonesia secara harian semakin besar. Pada Rabu 27 Juli 2022, jumlah kasus baru Covid-19 kembali di atas 6.000. Saat kasus positif Covid-19 kembali meningkat, sejumlah kelompok masyarakat dinilai perlu mendapatkan vaksin booster kedua atau vaksin Covid-19 dosis keempat
Satgas Penanganan Covid-19 mencatat hingga Rabu (27/7) ada tambahan 6.438 kasus baru corona. Sehari sebelumnya, yakni pada Selasa 26 Juli 2022, penambahan kasus Covid-19 juga tinggi, sebanyak 6.483.
Dengan penambahan tersebut, total kasus Covid-19 di Indonesia sejak pandemi corona terjadi sebanyak 6.185.311.
Sementara itu, jumlah yang sembuh dari kasus positif Covid-19 di Indonesia hingga 27 Juli 2022 bertambah 3.825 orang sehingga menjadi sebanyak 5.982.347 orang.
Sedangkan jumlah orang yang meninggal akibat kasus positif Covid-19 di Indonesia hingga 27 Juli 2022 bertambah 11 orang menjadi sebanyak 156.940 orang.
Jumlah kasus aktif Covid-19 di Indonesia hingga 27 Juli 2022 mencapai 46.024 kasus, bertambah 2.602 dari sehari sebelumnya.
Baca Juga: Kasus Covid-19 Baru Capai 6.000-an, Banyak yang Negatif Meski Ada Gejala, Kok Bisa?
Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah merekomendasikan vaksin Covid-19 dosis keempat untuk menghadapi lonjakan kasus penularan virus corona akibat varian Omicron BA.4 dan BA.5. Pemerintah Indonesia juga sudah menyiapkan rencana pemberian vaksin Covid-19 dosis keempat.
Mengutip Kompas.com, vaksin Covid-19 dosis keempat rencananya diprioritaskan untuk tenaga kesehatan (nakes). “Vaksin keempat sekarang sudah kita bagi, kita utamakan nakes dulu," kata Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin saat berkunjung ke Palembang, Sumatera Selatan, Rabu (27/7/2022).
Menkes menjelaskan, nantinya akan ada 4 juta nakes yang menerima vaksin Covid-19 dosis keempat. Mereka merupakan kelompok yang imunitasnya sudah turun karena telah menerima vaksin ketiga lewat dari 6 bulan. "Karena sekarang sudah enam bulan, data menujukkan imunitas menjadi menurun,” ujar Budi.
Kelompok lain yang perlu vaksin Covid-19 dosis keempat
Rencana vaksin Covid-19 dosis keempat ini pun mendapat sambutan baik. Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman menilai, pemerintah mengambil langkah tepat lantaran tenaga kesehatan merupakan kelompok rentan.
Namun begitu, menurut Dicky, selain tenaga kesehatan, ada 3 kelompok lainnya yang urgen mendapat vaksin Covid-19 dosis keempat. Dicky mengatakan, prioritas vaksin Covid-19 dosis keempat dapat mempertimbangkan dua faktor.
Pertama, pertimbangan kondisi tubuh; kedua, faktor pekerjaan. Pertimbangan kondisi tubuh berarti memprioritaskan kelompok yang rentan terpapar virus seperti lansia, orang dengan komorbid atau penyakit bawaan, dan penyandang disabilitas.
Sementara, pertimbangan pekerjaan artinya mengutamakan orang-orang yang profesinya rentan tertular penyakit, seperti tenaga kesehatan dan petugas pelayan publik.
Menurut Dicky, tenaga kesehatan yang urgen diberi vaksin Covid-19 dosis keempat tidak hanya dokter, tetapi juga perawat, bahkan petugas ambulans. Kalangan ini dinilai rawan tertular virus karena sehari-harinya menangani orang sakit.
Risiko yang sama juga sedianya ditanggung oleh petugas pelayan publik yang setiap hari berhadapan dengan banyak orang, misalnya guru, petugas di pelabuhan, hingga staf bea cukai di bandara. Oleh karena itu, petugas pelayan publik juga perlu mendapatkan vaksin Covid-19 dosis keempat.
Kemudian, lanjut Dicky, kelompok ketiga yang harusnya segera mendapat vaksin Covid-19 dosis keempat yakni kelompok yang kondisi sosial dan ekonominya termarjinalkan. "Tentu karena keterbatasan dari jumlah vaksin maupun juga tenaga vaksinator, tentu dua yang pertama tadi (lansia dan tenaga kesehatan) yang harus diutamakan. Jadi (kelompok rentan) dari sisi kondisi tubuh dan sisi pekerjaan," kata Dicky kepada Kompas.com, Rabu (27/7/2022).
Sebagaimana disampaikan Menteri Kesehatan, Dicky menyebut, perlindungan yang dihasilkan vaksin terhadap orang yang sudah divaksinasi dosis ketiga lebih dari 4 bulan akan sangat menurun, bahkan di bawah 50 persen. Kondisi ini bisa berbahaya dan berpotensi meningkatkan angka kematian pasien virus corona. "Akibatnya, kita berpotensi kekurangan tenaga pelayan publik. Repot sendiri nanti kita," katanya.
Vaksin Covid-19 dosis keempat Lindungi 72 persen
Dorongan pemberian vaksin Covid-19 dosis keempat ini tak lepas dari sejumlah studi yang membuktikan efektivitasnya. Dicky mengatakan, berdasarkan studi di Amerika Serikat, vaksin Covid-19 dosis keempat memberikan perlindungan ekstra kepada penerimanya, meskipun terinfeksi virus corona.
Katanya, kelompok rawan yang sudah menerima vaksin Covid-19 dosis keempat terlindungi dari risiko kematian akibat Covid-19 hingga 72 persen. "Data menunjukkan pemberian dosis keempat khususnya pada kelompok rawan, lansia, komorbid, memberikan proteksi perlindungan 64 persen dari potensi masuk rumah sakit, dan 72 persen proteksi dari kematian untuk kelompok rawan," terang Dicky.
Dia menuturkan, pemberian vaksin Covid-19 dosis keempat bertujuan untuk merespons varian-varian baru virus Covid-19, termasuk Omicron dan turunannya. Idealnya, sebut Dicky, vaksin Covid-19 dosis keempat diberi setelah seseorang menerima vaksin dosis ketiga sekitar 4 bulan sebelumnya.
Dia meyakini, pemberian vaksin Covid-19 dosis keempat ini mampu mengurangi angka kematian akibat Covid-19. "Data di AS menunjukkan kalau (usia) di atas 50 tahun belum mendapatkan dosis keempat sejak 4 bulan menerima dosis ketiga, maka risiko kematian 4 kali lebih tinggi," tuturnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News