Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Meja putih panjang tampak diletakkan di lorong menuju ruangan Wakil Presiden Jusuf Kalla di Kantor Wakil Presiden Jakarta, Jumat (20/3). Di atasnya terdapat empat penanak nasi yang sudah kosong. Nasi yang dimasak dalam penanak nasi tersebut sudah dipindahkan ke dalam empat piring yang terletak di depan masing-masing penanak nasi.
Masing-masing piring memuat nasi dengan takaran berbeda sesuai dengan jumlah beras yang dimasak melalui rice cooker. Masing-masing rice cooker memasak beras dengan berat 340 gram, 312 gram, 240 gram dan 380 gram. Takaran beras ini mewakili data konsumsi beras per kapita per hari menurut sejumlah instansi.
Menurut Kementerian Pertanian, konsumsi beras per hari kurang lebih 340 gram. Sementara menurut Badan Pusat Statistik bersama Kementerian Perdagangan, rumah tangga, dan rumah makan, konsumsi beras 312 gram per hari. Kemudian angka 240 gram per hari menurut data survei sosial ekonomi nasional. Sedangkan data Badan Pemeriksa Statistik 380 gram per hari.
Deretan rice cooker dan nasi ini merupakan bagian dari eksperimen yang dilakukan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Melalui eksperimen itu, Kalla ingin melihat langsung data konsumsi beras mana yang paling realistis.
"Yang mana yang cocok?" kata Wakil Presiden Jusuf Kalla kepada anak buahnya.
Tampak Menteri Koordinator Perekonomian Sofyan Djalil, Menteri Perdagangan Rahmat Gobel, Menteri Pertanian Amran Sulaiman, Kepala Bappenas Andrinof Chaniago dan kepala staf ahli Wapres bidang ekonomi Sofyan Wanandi ikut dalam eksperimen ini.
Dari hasil pengamatan, Kalla menilai takaran konsumsi beras menurut BPS/Kemendag/Rumah Tangga/ Rumah Makan adalah data yang paling realistis, yakni 312 gram per hari. Setelah selesai dengan eksperimennya, Kalla langsung menggelar rapat terkait beras. (Icha Rastika)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News