kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kadin memproyeksikan ekonomi Indonesia akan turun 2% di kuartal ketiga


Rabu, 05 Agustus 2020 / 17:41 WIB
Kadin memproyeksikan ekonomi Indonesia akan turun 2% di kuartal ketiga
ILUSTRASI. Ekonomi Indonesia pada kuartal ketiga 2020 diprediksi turun 2% yoy dan pertumbuhan ekonomi setahun 1%.


Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, ekonomi di kuartal II-2020 turun 5,32% secara tahunan atau year on year (yoy).  Ini adalah penurunan yang paling dalam sejak kuartal I-1999 yang pada waktu itu minus 6,13% yoy. 

Shinta Kamdani, Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Hubungan Internasional menjelaskan, rebound di Indonesia sangat bergantung pada stimulus pemerintah karena terbatasnya kemampuan permodalan dalam negeri. Menurut dia, jika dilihat dari sisi kebijakan, stimulus-stimulus yang diberikan memang sudah baik dan sudah tepat. Namun tidak efektif untuk mendongkrak kinerja sektor rill karena pencairan atau distribusinya masih terhambat oleh pihak yang membutuhkan khususnya masyarakat yang kehilangan pendapatan. 

Shinta menyebut, distribusi stimulus untuk peningkatan daya beli masyarakat serta peningkatan belanja pemerintah guna meningkatkan permintaan juga sangat dibutuhkan. “Sehingga itu dapat memberikan output di kuartal ketiga 2020 yang positif,” Kata Shinta kepada Kontan.co.id, Rabu (5/8). 

Baca Juga: Rupiah masih bisa menguat saat PDB kuartal II menurun

Di sisi lain, Shinta bilang, reformasi kebijakan ekonomi, khususnya kebijakan-kebijakan yang mempengaruhi perbaikan iklim usaha dan investasi harus terus dilaksanakan dan direalisasikan. Sehingga peningkatan kinerja sektor riil tidak hanya bertumpu pada stimulus dan kekuatan modal dalam negeri yang terbatas tetapi juga dengan foreign direct investment (FDI). 

“Kalau tidak diperbaiki, rebound ekonomi menjadi tidak solid  bahkan mudah terganggu faktor eksternal dan recovery ekonomi akan berlangsung lama karena supply capital jauh lebih rendah daripada kebutuhan capital di sektor riil dan sulit menciptakan lapangan kerja bagi yang kehilangan pekerjaan sepanjang Covid-10,” kata Shinta. 

Baca Juga: Ini strategi pemerintah pulihkan sektor ekonomi dan kesehatan saat pandemi Covid-19

Shinta juga proyeksikan, ekonomi Indonesia pada kuartal ketiga 2020 akan turun atau kontraksi 2% yoy dan pertumbuhan setahun sekitar 1% yoy. “Full year 2020 harapan kita bisa di 1% saja sudah bagus,” kata dia. 

Sehingga, pemerintah perlu memberikan kepercayaan pada masyarakat bahwa  penanggulangan Covid-19 dilakukan dengan baik dan masyarakat perlu terus mengikuti protokol kesehatan.

Baca Juga: BPS: Hanya perekonomian Pulau Maluku dan Papua yang tumbuh positif di kuartal II-2020

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×