kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jurus Pemerintah Hadapi Ancaman Resesi Global Tahun Depan


Senin, 17 Oktober 2022 / 06:00 WIB
Jurus Pemerintah Hadapi Ancaman Resesi Global Tahun Depan
ILUSTRASI. Sejumlah lembaga memperkirakan perekonomian global akan masuk jurang resesi pada tahun depan.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonomi global diprediksi bakal tenggelam dalam resesi pada tahun depan. Kenaikan suku bunga yang signifikan dalam waktu singkat plus lonjakan inflasi akan memukul berbagai sektor ekonomi.

Dana Moneter Internasional (IMF) bahkan menyebut ekonomi dunia sedang menuju keterpurukan. Dus, IMF memangkas proyeksi pertumbuhan global untuk tahun depan dan memperingatkan resesi dunia yang keras jika pembuat kebijakan salah menangani perang melawan inflasi.

Indonesia pun sudah bersiap-siap menghadapi kemungkinan terburuk resesi.

Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kemenko Perekonomian Iskandar Simorangkir menyebut, pemerintah sudah mempersiapkan strategi untuk menghadapi resesi global tahun depan.

Baca Juga: IMF Minta Bank Sentral di Asia Perketat Kebijakan Moneter Jelang Puncak Inflasi

Diantaranya, memberdayakan perekonomian domestik, mengingat jumlah penduduk Indonesia sangat besar yang jumlahnya lebih dari 275 juta jiwa.  Pemberdayaan ekonomi domestic tersebut, salah satunya dengan mendorong Bangga Buatan Indonesia (BBI) dan melanjutkan hilirisasi industri berbasis  sumber daya alam (SDA) untuk memenuhi kebutuhan domestik dan ekspor.

Kemudian, melakukan pengendalian inflasi baik pusat dan daerah, khususnya inflasi pangan. Hal ini karena inflasi pangan saat ini menjadi sumber penyebab inflasi Indonesia meningkat lebih tinggi.

“Pengendalian inflasi khususnya inflasi pangan yang menjadi sumber inflasi utama di Indonesia yakni dengan melakukan gerakan tanam pekarangan, food estate, peningkatan produktivitas dan percepatan musim tanam, serta memperlancar distribusi barang dengan kerjasama antar daerah dan subsidi ongkos angkut,” tutur Iskandar kepada Kontan.co.id, Minggu (16/10).

Terakhir, pemerintah akan melakukan perbaikan iklim investasi dengan penerapan penuh Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik atau Online Single Submission (OSS).

Dengan persiapan tersebut, Iskandar optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun depan akan sebesar 5% hingga 5,3%. Proyeksi tersebut juga akibat adanya goncangan dari perang Rusia dan Ukraina yang tak berkesudahan. Inflasi dunia yang tinggi juga mengakibatkan terjadinya kenaikan suku bunga global maupun domestik.

Sehingga, pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun depan berpotensi menurun dari target perkiraan yang adal dalam Undang-Undang APBN 2023 yang ditargetkan sebesar 5,3%.

IMF juga menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 5% di 2023. Sedangkan pertumbuhan ekonomi global diproyeksikan menurun menjadi 2,7%.

Baca Juga: Bertemu dengan Sri Mulyani, Lembaga Pemeringkat Global Puji Kinerja Ekonomi RI

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×