kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.129   71,00   0,44%
  • IDX 7.073   89,18   1,28%
  • KOMPAS100 1.057   16,45   1,58%
  • LQ45 831   13,55   1,66%
  • ISSI 215   2,30   1,08%
  • IDX30 423   7,01   1,68%
  • IDXHIDIV20 510   7,78   1,55%
  • IDX80 120   1,85   1,56%
  • IDXV30 125   0,65   0,52%
  • IDXQ30 141   2,02   1,46%

Jokowi Sebut Rumput Laut Berpotensi Jadi Kekuatan Ekonomi Indonesia


Rabu, 09 Oktober 2024 / 14:00 WIB
Jokowi Sebut Rumput Laut Berpotensi Jadi Kekuatan Ekonomi Indonesia
ILUSTRASI. Petambak memanen rumput laut di Desa Pabean Udik, Indramayu, Jawa Barat, Rabu (29/5/2024). Presiden Joko Widodo menegaskan bahwa program hilirisasi sumber daya di Indonesia akan diperluas ke sektor perikanan.


Reporter: Shifa Nur Fadila | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Joko Widodo menegaskan bahwa program hilirisasi sumber daya di Indonesia akan diperluas, tidak hanya terbatas pada sektor pertambangan, tetapi juga mencakup sektor pertanian, kelautan, dan pangan yang memiliki potensi besar sebagai kekuatan ekonomi masa depan.

"Kekuatan terbesar kita di masa depan adalah rumput laut, seaweed, dan kehidupan masyarakat sekitar pun bergantung pada hasil laut," ujar Jokowi dalam acara BNI Investor Daily Summit, Selasa (8/10). 

Ia menekankan bahwa Indonesia memiliki garis pantai sepanjang 80.000 kilometer, yang menawarkan potensi besar untuk pengembangan sektor kelautan melalui hilirisasi.

Baca Juga: Kebijakan Ekspor Pasir Laut Dikhawatirkan Picu Pengangguran Nelayan

Presiden menjelaskan bahwa dengan rencana dan strategi taktis yang tepat, rumput laut dapat diolah menjadi berbagai produk seperti pupuk organik, kosmetik, makanan, hingga bioavtur. Hal ini, menurutnya, akan memberikan nilai tambah yang signifikan dan dampak positif bagi masyarakat pesisir.

Selain sektor kelautan, Jokowi juga mendorong hilirisasi di sektor perkebunan dan pertanian. Ia menekankan pentingnya menambah nilai komoditas seperti kopi, kakao, lada, dan nilam dengan tidak mengekspor dalam bentuk mentah. 

"Kopi, kakao, lada, dan nilam jangan diekspor dalam bentuk raw material," tegasnya. 

Menurut data yang disampaikan, Indonesia memiliki luas perkebunan kopi mencapai 1,2 juta hektare, kakao 1,4 juta hektare, lada 172.000 hektare, dan nilam 12.000 hektare. 

Baca Juga: KKP Siap Maksimalkan Ekspor Perikanan ke Rusia

Jokowi menambahkan bahwa sumber daya alam ini tidak boleh berkembang secara alami saja, tetapi harus dikembangkan secara terarah melalui industri hilir, baik di sektor makanan dan minuman maupun kosmetik.

Ia menutup pernyataannya dengan menegaskan pentingnya menghentikan ekspor komoditas mentah untuk meningkatkan nilai tambah dalam negeri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×