Reporter: Abdul Basith Bardan | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Joko Widodo mengakui defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2020 kian melebar.Hal tersebut dipengaruhi oleh penanganan virus corona (Covid-19) yang masih dilakukan hingga saat ini.
Melebarnya defisit menjadi bahasan dalam rapat terbatas yang digelar oleh presiden bersama sejumlah menteri.
"Terkait perubahan postur APBN tahun 2020 saya dapat laporan berbagai perkembangan dalam penanganan Covid-19 dan berbagai langkah strategis pemulihan ekonomi membawa konsekuensi adanya tambahan belanja yang berimplikasi pada meningkatnya defisit APBN," ujar Jokowi saat membuka rapat terbatas melalui video conference di Istana Merdeka, Rabu (3/6).
Baca Juga: Pemerintah berpotensi memperlebar defisit APBN 2020 menjadi 6,34% dari PDB
Jokowi meminta kalkulasi yang cermat dilakukan untuk perubahan postur APBN 2020 tersebut. Sehingga nantinya APBN 2020 bisa tetap kredibel.
"Saya ingin menekankan lagi agar perubahan postur APBN dilakukan dengan hati-hati, transparan, akuntabel, sehingga APBN 2020 bisa dijaga, bisa dipercaya dan tetap kredibel," terang Jokowi.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Keuangan Sri Mulyani, dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Suharso Monoarfa diminta untuk melakukan penghitungan. Penghitungan untuk melihat berbagai risiko fiskal ke depan.
Baca Juga: Selama masa new normal, balita tidak boleh dibawa naik KRL
Sebelumnya, pemerintah telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 405,1 triliun dari APBN tahun 2020 untuk penanganan Covid-19. Anggaran tersebut digunakan untuk penanganan kesehatan, jaring pengaman sosial, serta stimulus ekonomi.
Pada rapat tersebut Jokowi juga meminta agar seluruh lembaga bergotong royong menanggung beban penanganan Covid-19. Ia sampaikan lembaga lain seperti Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, perbankan, dan pelaku usaha untuk berbagi beban.
"Agar pelaku usaha, korporasi tetap mampu berjalan, PHK masif dapat kita cegah, dan sektor keuangan bisa tetap stabil dan roda ekonomi bisa kita jaga," jelas Jokowi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News