kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.753   42,00   0,27%
  • IDX 7.468   -11,36   -0,15%
  • KOMPAS100 1.154   0,16   0,01%
  • LQ45 915   1,77   0,19%
  • ISSI 226   -0,94   -0,41%
  • IDX30 472   1,65   0,35%
  • IDXHIDIV20 569   1,75   0,31%
  • IDX80 132   0,22   0,17%
  • IDXV30 140   0,92   0,66%
  • IDXQ30 157   0,25   0,16%

Jokowi percepat normalisasi Ciliwung dan PAS


Senin, 24 Desember 2012 / 16:17 WIB
Jokowi percepat normalisasi Ciliwung dan PAS
ILUSTRASI. Robot vacuum cleaner. Foto: dok. Ecovacs Indonesia


Reporter: Barratut Taqiyyah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA.  Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo meninjau dua lokasi banjir yaitu di Bidara Cina dan Bukit Duri pada Senin ini. Dalam mengantisipasi banjir yang selalu datang merendam sejumlah rumah warga, Jokowi menargetkan untuk segera mempercepat normalisasi tiga kali, yaitu Kali Pesanggrahan, Kali Angke, dan Kali Sunter (PAS). Namun, menurut Jokowi, normalisasi perlu jangka waktu yang sangat lama.

"Kalau dalam jangka panjang memang normalisasi Kali Ciliwung, Pesanggarahan, Angke, dan Sunter tidak bisa ditawar lagi," kata Jokowi, seusai meninjau banjir di Bukit Duri, Jakarta Selatan, Senin (24/12).

Normalisasi itu, kata Jokowi, sudah merupakan suatu kewajiban dan Pemprov DKI akan segera melaksanakan hal tersebut mulai awal tahun mendatang. "Inginnya kita percepat agar prosesnya tidak terlalu panjang, tapi perlu konsisten," kata Jokowi.

Sementara itu, program normalisasi sungai dan saluran drainase sudah masuk dalam Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) 2013. Normalisasi itu meliputi perbaikan perkuatan tebing melalui pembangunan Sheet Pile; Inventarisasi dan pembebasan lahan utamanya untuk Kali Pesanggrahan, Kali Angke, dan Kali Sunter; pembersihan sampah serta pengerukan sungai dan saluran di lima wilayah kota DKI.

Jokowi menjelaskan, melalui proyek Kanal Banjir Timur (KBT), dari 78 lokasi titik banjir, sudah terkurangi sebanyak 16 titik rawan banjir. Saat ini masih tersisa 62 lokasi titik rawan banjir.

"Setiap tahun ada progres dikurang-kurangi antara enam sampai 12 titik rawan banjir harus dapat berkurang, kurang, dan kurang, setiap tahun harus ada progres itu," kata Jokowi.

Untuk antisipasi dalam waktu dekat, kata Jokowi, yang terpenting adalah evakuasi warga jangan sampai ada korban jiwa dari peristiwa banjir itu. Selain melakukan evakuasi, distribusi bantuan kepada warga juga harus selalu lancar dan terdistribusi dengan tepat sasaran.

"Tapi memang ini proses yang sudah berpuluh tahun, masih kayak begini terus. Tapi yang paling penting diberi solusi, itu saja," kata Jokowi. (Kompas.com)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×