kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.325.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jokowi minum temulawak jahe lebih dari 17 tahun


Senin, 25 Mei 2015 / 15:44 WIB
Jokowi minum temulawak jahe lebih dari 17 tahun
ILUSTRASI. Multifinance optimistis pembiayaan kendaraan bekas masih naik di 2024. (KONTAN/Carolus Agus Waluyo)


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Presiden Joko Widodo menceritakan pengalamannya menjadi peminum jamu sejati. Menurut dia, jamu sebagai salah satu ciri khas Indonesia berpotensi untuk dijual ke pasar internasional. Tidak hanya dalam produk minuman, tetapi juga perawatan tubuh.

"Saya sudah lebih dari 17 tahun minum temulawak jahe setiap pagi, rutin dan tidak pernah kosong. Tetapi beli sendiri, beli di pasar, tumbuk diseduh minum," cerita Jokowi dalam acara Pembukaan Musyawarah Nasional VII Gabungan Pengusaha Jamu dan Obat Tradisional Indonesia (GP Jamu) 2015 di Istana Negara, Jakarta, Senin (25/5).

Jokowi mengaku meminum jahe temulawak mampu menjaga tubuhnya untuk beraktivitas sepanjang hari. Dia juga membaca bahwa temulawak bisa memperbaiki fungsi liver dan pencernaan lainnya.

"Temulawak campur jahe. Saya juga rasakan ke sisi perut lebih enak," ucap mantan Gubernur DKI Jakarta.

Dia mengatakan, jamu adalah budaya warisan bangsa Indonesia yang jika digarap dengan serius akan memberikan keuntungan. Jamu, menurut Jokowi, juga sudah bisa menjadi suatu ikon khas Indonesia. Potensi itu seharusnya bisa dikembangkan untuk pasar lebih luas.

Namun, Jokowi melihat jamu masih sulit diterima di pasar global. Pasalnya, produk makanan dan minuman di luar negeri memiliki standar yang sangat tinggi.

"Yang berkaitan dengan minuman makanan proteksinya sangat ketat dan berat. Inilah yang harus dipikirkan dan dikenalkan," ucap dia.

Pemerintah akan membantu dengan membuat regulasi terkait pembinaan dan pengawasan industri jamu tradisional. Jokowi meminta masukan dari para pengusaha jamu yang hadir hal-hal apa saja yang perlu diatur.

"Kemudian harus ada kerja sama lintas kementerian, Kementerian Perindustrian, pariwisata, ini harus juga terus menerus dikerjakan, jangan ada yang diklaim negara lainnya," ujar Jokowi. (Sabrina Asril)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×