kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.483.000   -8.000   -0,54%
  • USD/IDR 15.625   38,00   0,24%
  • IDX 7.526   -30,98   -0,41%
  • KOMPAS100 1.170   -5,10   -0,43%
  • LQ45 935   -3,82   -0,41%
  • ISSI 226   -0,99   -0,44%
  • IDX30 482   -1,94   -0,40%
  • IDXHIDIV20 582   -2,21   -0,38%
  • IDX80 133   -0,62   -0,47%
  • IDXV30 141   -0,62   -0,44%
  • IDXQ30 162   -0,47   -0,29%

Jokowi Minta Waspadai Over Produksi Barang dari China


Rabu, 09 Oktober 2024 / 13:08 WIB
Jokowi Minta Waspadai Over Produksi Barang dari China
ILUSTRASI. Presiden Joko Widodo berdiri menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya saat pelantikan anggota DPR, DPD, dan MPR masa bakti 2024-2029 di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (1/10/2024). Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyoroti masalah over produksi di China.


Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID - TANGGERANG. Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyoroti masalah over produksi di China.

Menurutnya hal ini, dapat menjadi ancaman bagi semua negara termasuk Indonesia, lantaran China bisa saja membanjiri pasar domestik.

"Banyak negara yang sudah mulai khawatir dan bersiap melindungi pasar domestiknya, dari masuknya produk impor dari China yang masif dengan harga lebih murah," kata Jokowi dalam pembukaan Trade Expo Indonesia (TEI) 2024, di ICE BSD, Tanggerang Selatan, Rabu (9/10).

Eks Gubernur DKI Jakarta ini juga bilang Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk besar harus mampu melindungi produk lokal di pasar domestik. Lebih dari itu, produk asli dalam negeri harus bisa menguasai pasar global.

Baca Juga: Indonesia Satu-satunya Negara Asia Pasifik yang Ekonominya Pulih Sebelum Pandemi

Untuk itu, Jokowi berpesan agar dalam melakukan pemasaran tidak lagi menggunakan cara-cara konvensional.

"Pemasaran harus juga masif lewat digital," jelasnya.

Jokowi mengingatkan bahwa saat ini kondisi ekonomi global belum kembali pulih. Mulai dari pertumbuhan ekonomi global yang hanya 2,6 - 2,7 %, inflasi yang masih berlanjut, hingga konflik geopolitik yang terus memanas.

Hal itu membuat banyak negara melakukan kebijakan restriksi perdagangan akan berbagai produk mereka. Sehingga membuat volume perdagangan global kian lesu.

"Setidaknya ada 19 negara uang melakukan ini, semua membuat perdagangan global jadi lesu," tutupnya.

Baca Juga: Kota Hantu di Tiongkok Juga Menjadi Masalah Besar Bagi Merek Mewah Eropa

Selanjutnya: Harga Emas Tertekan Usai Terbatasnya Stimulus Fiskal China

Menarik Dibaca: Waspada Bencana di 25 Provinsi, Cek Peringatan Dini Cuaca Besok (10/10) Hujan Lebat

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Eksekusi Jaminan Fidusia Pasca Putusan MK Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES)

[X]
×