Reporter: Abdul Basith | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengeluhkan banyaknya sektor usaha yang masih minim menyerap kredit usaha rakyat (KUR).
Ia mencontohkan di sektor pertanian yang hanya menyerap 30% alokasi KUR dan sektor industri pengolahan mikro kecil dan menengah cuma menyedot 40% jatah KUR.
Begitu juga dengan sektor perikanan dan pariwisata. "Saya kira ini yang harus kita carikan titik sumbatnya ada dimana," ujar Jokowi saat membuka rapat terbatas di Kantor Presiden, Senin (9/12).
Baca Juga: Bank BRI dapat plafon KUR Rp 120,2 triliun pada tahun 2020 nanti
Jokowi bilang, perlu skema khusus bagi peningkatan serapan KUR tersebut. Skema itu termasuk juga grace period khusus menyesuaikan waktu produksi sektor tersebut.
Padahal kucuran KUR diharapkan dapat mendongkrak perekonomian. Jokowi berharap penyaluran KUR dapat tepat sasaran dan bermanfaat bagi UMKM.
Selain masalah serapan, Jokowi juga mengungkapkan ada penyimpangan yang dilakukan oleh perbankan. Salah satunya, bank hanya memindahkan catatan kredit komersial menjadi KUR.
"Praktek seperti ini yang tidak boleh terjadi sehingga KUR betul-betul disalurkan ke sektor produktif," terang Jokowi.
Penyaluran KUR terus digenjot oleh pemerintah pada tahun 2020. Asal tahu saja plafon KUR tahun 2020 mencapai Rp 190 triliun, naik dari tahun 2019 yang senilai Rp 140 triliun.
Baca Juga: Hore, plafon penyaluran KUR tahun depan naik signifikan menjadi Rp 190 triliun
Suku bunga KUR pun diturunkan dari 7% menjadi 6% pada tahun 2020. Bunga yang makin kecil tersebut diharapkan dapat memberikan dampak pada ekonomi Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News