kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jokowi ingin gabungkan BUMN penerbangan dan pariwisata, ini kata pengamat


Kamis, 06 Agustus 2020 / 16:31 WIB
Jokowi ingin gabungkan BUMN penerbangan dan pariwisata, ini kata pengamat
ILUSTRASI. Wisatawan domestik menikmati pemandangan saat liburan Idul Adha 1441H di masa Adaptasi Kebiasaan Baru tahap II di obyek wisata Tanah Lot, Tabanan, Bali, Sabtu (1/8/2020). Obyek wisata tersebut mulai dikunjungi wisatawan dari luar Pulau Bali dengan menerap


Reporter: Abdul Basith Bardan | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Pengamat BUMN Universitas Indonesia Toto Pranoto optimis terkait rencana penggabungan BUMN penerbangan dengan pariwisata.

Konsep tersebut dinilai sesuai dengan skema subholding yang menyatukan industri hulu dan hilir. Hal itu diyakini akan mempercepat proses pemulihan ekonomi nasional di tengah pandemi virus corona (Covid-19).

"Dengan konsep subholding tersebut, maka penawaran pariwisata pasca Covid-19 bisa diintegrasikan," ujar Toto saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (6/8).

Baca Juga: Sama-sama tertekan corona, Jokowi buka opsi gabungkan BUMN pariwisata dan penerbangan

Penggabungan BUMN tersebut akan mampu melahirkan paket wisata yang kompetitif. Toto bilang industri pariwisata didukung oleh tiga faktor utama yakni atraksi, fasilitas, dan akses.

Manajemen yang bergabung tersebut akan membuat paket wisata dengan menggabungkan tiga faktor tersebut. Tempat wisata yang atraktif, akomodasi hotel yang menarik, dan tarif pesawat yang kompetitif.

"Ketiga hal ini akan diintegrasikan kalau ide penggabungan pariwisata dan airlines terwujud," terang Toto.

Adanya paket tersebut dinilai akan meningkatkan data saing pariwisata Indonesia. Di tengah pandemi Covid-19, pariwisata sebagai penyumbang devisa yang besar dapat cepat pulih.

Baca Juga: Porak-poranda Industri Pariwisata karena Corona

Sebelumnya Presiden Joko Widodo memunculkan opsi penggabungan dua sektor BUMN tersebut sebagai langkah pembenahan pariwisata Indonesia. Dalam kuartal kedua tahun 2020 jumlah wisatawan mancanegara Indonesia anjlok.

Jokowi menyampaikan angka wisatawan mancanegara pada kuartal II tahun 2020 sebanyak 482.000. Angka tersebut menunjukkan penurunan 87% dibandingkan tahun 2019.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×