kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.035.000   26.000   1,29%
  • USD/IDR 16.445   0,00   0,00%
  • IDX 7.886   84,28   1,08%
  • KOMPAS100 1.105   15,66   1,44%
  • LQ45 799   5,45   0,69%
  • ISSI 270   3,79   1,42%
  • IDX30 414   3,13   0,76%
  • IDXHIDIV20 481   3,65   0,76%
  • IDX80 121   0,81   0,67%
  • IDXV30 133   1,45   1,10%
  • IDXQ30 134   1,23   0,93%

Jokowi diisukan kembalikan fungsi pengawasan bank ke BI, ini kata ekonom


Jumat, 03 Juli 2020 / 17:23 WIB
Jokowi diisukan kembalikan fungsi pengawasan bank ke BI, ini kata ekonom
ILUSTRASI. Pejalan kaki melintas di gedung kantor pusat Bank Indonesia (BI) Jakarta, (18/7). 


Reporter: Venny Suryanto | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Presiden  Joko Widodo (Jokowi) tengah mempertimbangkan untuk mengembalikan peran pengawasan perbankan ke Bank Indonesia (BI).

Hal ini dikarenakan adanya ketidakpuasan terkait kinerja Otoritas Jasa Keuangan (OJK) selama pandemi. Adapun dalam situasi tidak pasti ini, memunculkan kekhawatiran dan ketegangan di sektor keuangan.

Baca Juga: Isu rush money berhembus, begini strategi perbankan untuk yakinkan nasabah

Ekonom Indef, Bhima Yudhistira, menilai, sebaiknya presiden tidak gegabah untuk membubarkan OJK karena akan memberikan dampak yang besar terhadap kepercayaan investor dan nasabah di industri jasa keuangan.

“Apabila peran OJK dikembalikan ke pengawasan BI maka ada sinyal bahwa perbankan tengah mengalami krisis yang sudah terlalu berat,” Tandas Bhima saat dihubungi Kontan, Jumat (3/7).

Baca Juga: Wacana BI awasi lagi perbankan kembali menghangat, ini kata ekonom

Adapun, permasalahan lain yang juga akan muncul adalah terkait adaptasi dari budaya organisasi yang berbeda. Menurutnya, tidak semudah itu Sumber Daya Manusia di OJK dan BI disatukan.

Sebab ada perbedaan cara kerja dan budaya internal akan membuat masa adaptasi berjalan lambat.




TERBARU

[X]
×