Reporter: Asep Munazat Zatnika | Editor: Adi Wikanto
JAKARTA. Pemerintah sedang berusaha menunjukkan keseriusannya untuk menggenjot belanja di awal tahun.
Langkah itu dimulai dengan menyerahkan Daftar Isian Pagu Anggaran (DIPA) tahun 2016, Senin (14/12) di Istana Negara, Jakarta.
Dalam sambutannya, Jokowi mengatakan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2016, jumlah anggaran belanja negara mencapai Rp 2.095,7 triliun.
Jumlah itu naik lebih besar dari anggaran tahun sebelumnya sekitar 5,6%.
Besarnya anggaran, harus diikuti dengan kemampuan daya serapnya yang lebih kuat.
Oleh karenanya, jika DIPA diserahkan sebelum tahun anggaran berjalan, maka belanja sudah bisa dilakukan begitu masuk ke tahun anggaran berjalan.
Jokowi mengingatkan, jika pencairan anggaran kembali terlambat ekonomi akan mengalami kontraksi.
"Saya minta agar pelaksanaan berbagai kegiatan yang telah direncanakan segera dimulai," kata Jokowi, Senin (14/12) di Istana Negara, Jakarta.
Asal tahu saja, dari total anggaran belanja yang dipatok dalam APBN tadi, 37,4% nya dialokasikan melalui Kementerian/Lembaga (K/L).
Sementara 36,7% lainnya atau sekitar Rp 770,2 triliun ditransfer ke daerah dan untuk dana desa.
Adapun sisanya, sebesar 25,8% atau sekitar 541,4 triliun dialokasikan melalui Kementerian Keuangan sebagai bendahara umum negara.
Jokowi mengingatkan, anggaran itu jangan disimpan di bank pembangunan daerah (BPD) terlalu lama, tetapi harus segera dibelanjakan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News