Reporter: Asep Munazat Zatnika | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Presiden Jokowi dijadwalkan bertemu dengan Presiden Komisi Eropa hari ini, kamis (21/4) di Brussel, Belgia. Dalam pertemuan itu rencananya membicarakan mengenai Comperhensive Economic Partnership Agreement (CEPA) dengan Uni Eropa.
Hal itu disampaikan oleh Ketua Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Rosan P. Roeslani yang turut serta dalam rombongan Jokowi. Nah, dalam pertemuan kali ini, pembahasan akan menitikberatkan pada penyelesaian diskusi awal mengenai EU-CEPA.
Hal tersebut menurut Rosan merupakan suatu perkembangan yang baik. Apalagi, jika diskusi awal yang dilakukan nantinya berjalan mulus dan berlanjut pada tahap berikutnya yaitu negosiasi.
Bagi pengusaha, kerjasama ekonomi EU-CEPA akan berdampak baik bagi kegiatan industri di dalam negeri. "Kami menyambut baik, dan akan memberikan dukungan penuh," kata Rosan, dalam keterangan tertulis yang diterima KONTAN, Kamis (21/4).
Ada beberapa hal yang direkomendasikan KADIN terkait pembicaraan itu. Antara lain, terkait perdagangan barang, jasa, hak kekayaan intelektual, dan kerjasama peningkatan kapasita.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum Kadin bidang Hubungan Internasional Shinta Widjaja Kamandani menambahkan, isu lain yang didorong dalam kerjasama itu juga meliputi seperti masalah ekspor sawit. Terkait hal ini, Shinta mendorong agar ada program peningkatan kapasitas bagi sektor swasta supaya komoditas sawit ini menjadi layak bagi Uni Eropa.
Hal lainnya adalah kerjasam di sektor jasa, terutama jasa penerbangan agar dibuka bagi maskapai asal Indonesia. Hal ini akan memberikan efek berlanjut bagi perekonomian nasional. Secara umum, keinginan Kadin dalam kerjasama EU-CEPA ini terdiri dari lima hal, seperti:
1. Modal/pendanaan untuk pembangunan Infrastruktur
2. Kerjasama untuk mengembangkan sistem Export Quality Infrastructure (EQI) Indonesia
3. Transfer teknologi melalui MoU Kerjasama Teknologi Industri
4. Pendirian Pusat Investasi dan Perdagangan EU-RI sebagai pusat informasi untuk sektor swasta di bidang promosi investasi dan perdagangan
5. Bantuan teknis dan program peningkatan kapasitas lainnya yang spesifik untuk industri tertentu seperti keamanan pangan, kehutanan, tekstil, perikanan, sertifikasi gedung berwawasan lingkungan, pengadaan pemerintah dan pengadaan jasa, dll.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News