kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Jika PP DHE Terbit, Ada Potensi Tambahan Cadangan Devisa US$ 3 Miliar per Bulan


Selasa, 11 April 2023 / 06:15 WIB
Jika PP DHE Terbit, Ada Potensi Tambahan Cadangan Devisa US$ 3 Miliar per Bulan


Reporter: Bidara Pink | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Upaya otoritas dalam menahan devisa hasil ekspor (DHE) untuk tinggal lebih lama di dalam negeri, akan menjadi kunci penguatan cadangan devisa. 

Saat ini, Bank Indonesia (BI) sudah mengeluarkan aturan mengenai penempatan DHE pada mekanisme term deposit (TD) valas yang berlaku per 1 Maret 2023. 

Sedangkan pemerintah, menggeber penyelesaian Peraturan Pemerintah (PP) terkait DHE yang harapannya bisa segera terbit dalam waktu dekat. 

Ekonom Senior KB Valbury Sekuritas Fikri C. Permana mengungkapkan, bila instrumen TD Valas berjalan berbarengan dengan jalannya PP mengenai DHE, maka cadangan devisa Indonesia bisa terungkit. 

Baca Juga: Ekonom Sebut Penempatan DHE di Instrumen TD Valas Akan Perkuat Cadangan Devisa

"Kalau ini benar terjadi, harapannya ada tambahan sekitar US$ 2 miliar hingga US$ 3 miliar tiap bulan di cadangan devisa kita," terang Fikri kepada Kontan.co.id, Senin (10/4).

Dengan kondisi ini, Fikri yakin cadangan devisa Indonesia akan bergerak di kisaran US$ 160 miliar pada akhir tahun 2023. 

Ini akan memperkuat otot rupiah, sehingga nilai tukar rupiah diperkirakan bisa bergerak di kisaran Rp 14.800 hingga Rp 15.500 per dolar AS hingga akhir tahun 2023. 

"Dengan demikian, harapannya revisi PP DHE bisa optimal dan bisa diselesaikan secepatnya," ungkap Fikri. 

Bukan juga tanpa sebab. Fikri melihat masih ada beberapa tantangan yang membayangi pergerakan kondisi eksternal Indonesia yang juga bisa menggoyang kekuatan rupiah.

Pertama, kenaikan suku bunga acuan bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed). 

Baca Juga: Akhir Maret 2023, Cadangan Devisa RI Naik 3,5%

Kedua, tensi geopolitik antara AS dan China, juga Rusia dan Ukraina yang bisa menimbulkan sentimen negatif bagi pasar keuangan. 

Ketiga, tahun politik yang akan dilangsungkan pada tahun 2024. Sesuai pola musiman, biasanya aktivitas penanaman modal agak tertahan menjelang tahun politik. 

Namun, secara keseluruhan, Fikri yakin kondisi fundamental Indonesia berdaya tahan. Sehingga, rupiah pada tahun 2023 akan lebih stabil. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×