kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   -2.000   -0,13%
  • USD/IDR 15.875   5,00   0,03%
  • IDX 7.314   118,54   1,65%
  • KOMPAS100 1.121   16,95   1,53%
  • LQ45 892   14,50   1,65%
  • ISSI 223   2,40   1,09%
  • IDX30 459   10,01   2,23%
  • IDXHIDIV20 553   13,38   2,48%
  • IDX80 129   1,38   1,09%
  • IDXV30 137   2,73   2,03%
  • IDXQ30 152   3,22   2,16%

Italia tertarik masuk industri perikanan RI


Senin, 09 November 2015 / 17:09 WIB
Italia tertarik masuk industri perikanan RI


Sumber: Antara | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli mengatakan, Italia akan masuk dalam sektor pengolahan ikan di Indonesia.

Menurut Rizal, seusai pertemuan dengan Menteri Pembangunan Ekonomi Italia Federica Guidi di Jakarta, Senin, kerja sama di sektor perikanan akan melengkapi banyaknya perusahaan Italia yang sudah tersebar di bidang makanan, permesinan dan fesyen.

"Kita ingin memperluas kerja sama ini di bidang maritim dan perikanan. Pemerintah kan sangat ingin mendorong tumbuhnya industri pengolahan ikan. Sedang dibicarakan teknisnya business to business (B to B)," katanya. 

Menurut dia, Indonesia sebagai negara yang kaya akan sumber daya alam kelautan memiliki banyak potensi terutama jumlah ikan yang melimpah.

"Pemerintah ingin mendorong tumbuhnya industri pengolahan perikanan karena selama ini, ikan itu kebanyakan diambil mentah, dibawa ke luar negeri tidak ada nilai tambahnya. Tidak ada lapangan pekerjaannya buat rakyat kita," katanya.

Dengan mendorong industri pengolahan ikan, diharapkan bisa memberikan nilai tambah terhadap produk itu sendiri selain tentu dapat membuka lapangan kerja bagi masyarakat sekitar.

"Kita ingin dorong supaya berkembang industri pengolahan ikan supaya ada lapangan pekerjaan dan nilai tambahnya. Dan kemudian sisa-sisa ikan yang biasanya dibuang, itu bisa bikin tepung ikan atau 'fish meal' (pakan ikan)," katanya.

Pengolahan ikan, lanjut Rizal, juga penting lantaran selama ini Indonesia masih mengimpor tepung ikan dari negara lain.

Menurut dia, hal itu ironis lantaran negara maritim seperti Indonesia masih harus mengimpor barang yang sebenarnya bisa didapatkan di negeri sendiri.

"Tidak masuk akan negara maritim terbesar di dunia, negara dengan panjang pantai nomor dua di dunia seperti Indonesia, kok masih impor tepung ikan. Jadi kita mesti pikirkan industri pengolahan buat meningkatkan nilai tambah," pungkasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×