kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Isu akses pasar rampung, Mendag: RCEP hampir dipastikan akan ditandatangani tahun ini


Minggu, 30 Agustus 2020 / 07:24 WIB
Isu akses pasar rampung, Mendag: RCEP hampir dipastikan akan ditandatangani tahun ini
ILUSTRASI. Menteri Perdagangan RI, Agus Suparmanto didampingi Dirjen Perundingan Perdagangan Internasional, Iman Pambagyo dan Direktur Perundingan ASEAN, Antonius Yudi Triantoro menghadiri Pertemuan AEM-ASEAN FREE TRADE AREA Council (AFTA Council) ke-34 secara virtu


Reporter: Abdul Basith Bardan | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri ekonomi negara yang tergabung dalam Perjanjian Kerja Sama Ekonomi Komperhensif Regional (RCEP) telah menyelesaikan isu penting.

Isu mengenai akses pasar untuk perjanjian dagang yang terdiri 10 negara ASEAN dan 5 mitra lainnya yakni China, Korea, Jepang, Australia, dan Selandia Baru itu telah rampung. Sebelumnya terdapat India dalam RCEP namun belakangan India menyatakan mundur.

Baca Juga: Hari ini (29/8), 800.000 penerima Kartu Prakerja Gelombang 5 diumumkan

"Perundingan akses pasar telah tuntas dan seluruh isu-isu outstanding yang sempat tertunda akhirnya secara prinsip dapat diselesaikan," ujar Menteri Perdagangan Agus Suparmanto dalam siaran pers, Minggu (30/8).

Agus bilang hal tersebut menjadi momentum yang baik dalam perundingan RCEP. Ia yakin bahwa RCEP dapat ditandatangani sesuai dengan target sebelumnya pada November tahun 2020 mendatang.

Seluruh isu outstanding akan difinalisasi pada akhir bulan ini. Keyakinan rampungnya RCEP November mendatang mengingat hampir seluruh teks dalam perjanjian telah melalui proses legal scrubbing.

Penyelesaian perjanjian dagang terbesar itu dinilai menjadi penting di tengah pandemi virus corona (Covid-19). Hal itu akan menjaga keterbukaan pasar, meningkatkan integrasi ekonomi regional, serta mendukung pemulihan ekonomi global akibat Covid-19.

"Perjanjian RCEP diharapkan dapat menjaga kepercayaan publik dan bisnis khususnya di masa pandemi ini, memperkuat arsitektur ekonomi regional, dan menjadi motor pertumbuhan ekonomi dunia," terang Agus.

Baca Juga: Bagikan banpres di Yogyakarta, Jokowi ingatkan bantuan digunakan untuk modal usaha

Dalam pertemuan menteri tersebut, kondisi mundurnya India dalam RCEP juga menjadi pembahasan. Seluruh negara dipastikan sepakat untuk menerima India masuk dalam RCEP dalam masa yang akan datang.

Perjanjian RCEP akan menjadi salah satu perjanjian perdagangan bebas regional terbesar di dunia. Potensi RCEP mencakup lebih dari 29% penduduk dunia, 29% produk domestik bruto dunia, dan sekitar 27% perdagangan dunia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×