CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.477.000   -5.000   -0,34%
  • USD/IDR 15.827   12,00   0,08%
  • IDX 7.309   -13,32   -0,18%
  • KOMPAS100 1.117   -3,07   -0,27%
  • LQ45 886   1,94   0,22%
  • ISSI 221   -0,98   -0,44%
  • IDX30 454   1,22   0,27%
  • IDXHIDIV20 546   0,97   0,18%
  • IDX80 128   -0,26   -0,20%
  • IDXV30 137   0,10   0,08%
  • IDXQ30 151   0,09   0,06%

Investor AS Membidik Proyek Jalan Tol dan Kereta Api


Kamis, 12 November 2009 / 10:35 WIB
Investor AS Membidik Proyek Jalan Tol dan Kereta Api


Sumber: Kontan | Editor: Test Test

JAKARTA. Bak gayung bersambut, rencana pemerintah menggenjot investasi demi pertumbuhan 7% pada 2014 mulai mendapat tanggapan. Salah satunya datang dari United States of Amerika Chamber of Commerce atau Kadin Amerika Serikat.

Robert S. Milligan, Chairman USA Chamber of Commerce, menjanjikan investor dari AS mengucurkan modal di sektor infrastruktur. Sebab, menurut Milligan, infrastruktur di Indonesia sangat menarik untuk dikembangkan. "Contohnya, jalan tol dan jalur kereta api," ujarnya seusai bertemu Wakil Presiden Boediono, Rabu (11/11).

Saat ini, pemerintah memang sedang menawarkan beberapa proyek jalan tol melalui skema kerjasama pemerintah dan swasta. Misalnya, ruas Medan−Binjai senilai US$ 129 juta, ruas Medan− Kualanamu Tebing Tinggi senilai US$ 476 juta, dan ruas Cileunyi−Sumedang−Dawuan senilai US$ 395 juta.

Sedang proyek pembangunan rel kereta api adalah rel Palaci-Bangkuang di Kalimantan Tengah senilai US$ 740 juta dan pengembangan jalur kereta api Bandar Udara Soekarno Hatta−Manggarai senilai US$ 700 juta.

Milligan mengaku, sejak 1997, para pelaku usaha di AS enggan menempatkan Indonesia sebagai negara tujuan investasi. Tapi, kondisi itu kini berubah setelah melihat keberhasilan Indonesia melewati krisis dalam 10 tahun terakhir.

Keberhasilan ini, menurut Milligan, ditandai dengan kerjasama yang kian erat antara Kadin kedua negara dalam beberapa tahun terakhir. "Apalagi, beberapa waktu lalu, saat menghadiri G-20, Presiden Yudhoyono menawarkan peluang investasi di Indonesia," imbuhnya.

Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia Cameron Hume menilai, Indonesia memerlukan foreign direct investment atau investasi asing langsung. Sebab, cara ini paling cepat menyerap jumlah tenaga kerja di Indonesia.

Namun, seperti halnya keinginan investor pada umumnya, Hume mengatakan, para pengusaha negeri adidaya itu menghendaki adanya jaminan kepastian hukum dalam berinvestasi. "Yang terpenting aturannya benar. Dengan undang-undang yang benar, pengusaha pasti akan mengikuti alur hukum," ujarnya. Ketua Kadin bidang Hubungan Indonesia dan Amerika Serikat Peter F. Gontha menyambut baik minat pengusaha Amerika Serikat ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×