kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Investasi ke sektor jasa meningkat, lampu kuning penyerapan tenaga kerja


Rabu, 31 Januari 2018 / 14:40 WIB
Investasi ke sektor jasa meningkat, lampu kuning penyerapan tenaga kerja
ILUSTRASI. Penyelesaian Pembangunan Infrastruktur Jembatan


Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), di tahun 2017 penyerapan tenaga kerja tercatat 1,17 juta orang. Angka ini turun sekitar 216 ribu orang atau minus 15,5% dibanding penyerapan tenaga kerja tahun 2016 yang jumlahnya 1,39 juta orang.

Ekonom Indef Bhima Yudhistira mengatakan, realisasi investasi 2017 memang tumbuh 13,1%. Namun, lebih banyak masuk ke sektor padat modal dibandingkan padat karya.

“Ini bisa terlihat dari porsi investasi PMDN ke sektor jasa yang naik signifikan dari 37,8% di 2016 menjadi 45,6% di 2017. Sementara investasi PMA di sektor jasa porsinya bahkan meloncat dari 26,8% ke 40,3% dari total investasi,” kata Bhima kepada KONTAN, Rabu (31/1).

Di sisi lainnya, porsi investasi di sektor industri pengolahan atau manufaktur baik PMA maupun PMDN terus merosot dari 54,8% ke 39,7%

“Kalau investor yang masuk lebih tertarik ke sektor jasa daripada ke industri manufaktur maka penyerapan tenaga kerjanya pasti turun,” ujar Bhima.

Ia mengatakan, hal ini bakal menyebabkan darurat tenaga kerja yang kalau dibiarkan maka daya beli masyarakat bisa turun. “Ujungnya pertumbuhan ekonomi bisa stagnan di 5%,” ucapnya.

Bhima bilang, hal ini adalah sinyal bagi pemerintah bahwa insentif bagi investor yang masuk ke sektor industri atau padat karya tidak berjalan efektif. Begitu juga dengan sektor konstruksi yang sedang dikembangkan melalui proyek infrastruktur belum ampuh menyerap tenaga kerja.

“Sekarang harus balik ke manufaktur. Ini harga komoditas lagi naik jangan sampai cuma ekspor mentah terus-terusan,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×