kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.310.000 -1,13%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Inilah rencana kerja Rudi selaku wamen ESDM


Rabu, 13 Juni 2012 / 14:38 WIB
Inilah rencana kerja Rudi selaku wamen ESDM


Reporter: Fitri Nur Arifenie | Editor: Edy Can

JAKARTA. Rudi Rubiandini telah resmi ditunjuk oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebagai calon Wakil Menteri (Wamen) Energi dan Sumber Daya Mineral. Sebagai orang nomor dua di kementerian, Rudi ingin menggencarkan diversifikasi energi.

Rudi melihat Indonesia memiliki beragam energi yang cukup potensial. Untuk panas bumi saja, Indonesia justru memiliki 50% cadangan dunia. Sayang, Rudi menilai, energi terbarukan ini belum dikembangkan secara optimal.

Menurutnya, Indonesia juga dianugerahi energi matahari 12 jam sehari serta biofuel yang bisa diperoleh dari tanaman. “Kami juga tidak boleh menutup kemungkinan penggunaan nuklir,” ujarnya, Rabu (13/6).

Agar energi non fosil bisa berkembang, dia berpendapat perlu semacam insentif bagi pengembangnya. Rangsangan berupa insentif ini bisa berupa penetapan harga jual sehingga bisa bersaing dengan sumber energi migas.

Selain itu, dia bilang insentif juga memungkinkan masyarakat memiliki kesadaran dan keinginan untuk menggunakan energu non fosil tersebut. Namun karena keterbatasan jangkauan, energi non fosil bisa dioptimalkan di daerah penghasil energi sehingga kebutuhan minyak dan gas daerah itu bisa menurun.

“Untuk batubara juga bisa ditingkatkan penggunaannya di dalam negeri melalui PLTU Mulut Tambang sehingga masyarakat sekitar tambang bisa merasakan langsung manfaatnya,” kata Rudi.

Hasil tambang berupa mineral juga bisa dioptimalkan untuk menambah pendapatan negara. Pengolahan hasil tambang di dalam negeri adalah salah satu caranya. Sejalan dengan hal itu, penataan tambang perlu segera dilakukan agar lingkungan bisa terjaga.

Rudi juga akan terus memperbaiki kinerja sektor minyak dan gas. Di sisi hulu, produksi gas diperkirakan akan meningkat signifikan menyusul pengerjaan beberapa proyek gas.

Di sisi hilir, dia melihat perlunya pembangunan kilang baru dan penambahan pipa gas menyusul naiknya kebutuhan nasional. “Kilang kita sangat terbatas, kalau ada yang rusak terpaksa mengimpor. Kita butuh kilang baru untuk meningkatkan kehandalan kita,” kata dia.

Sementara pipa diperlukan untuk menyukseskan program konversi bahan bakar minyak (BBM) ke bahan bakar gas (BBG).

Terakhir, dia ingin memperbaiki harga listrik mendekati harga keekonomian namun tetap disesuaikan dengan kemampuan masyarakat. Perbaikan harga utamanya untuk pengguna listrik non masyarakat tidak mampu. “Tetapi tetap harus ada efisiensi teknis dan bisnis oleh PLN sehingga biaya produksi listrik menurun dan beban masyarakat menjadi lebih ringan,” kata Rudi yang saat ini menjabat sebagai Deputi Pengendalian Operasi Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×