Reporter: Dadan MR, Merlinda Riska, Yudho Winarto | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Bila tidak perlu-perlu amat, sebaiknya jangan keluar rumah atau kantor hari ini. Sekitar 52.000 buruh bakal turun ke jalan di Jakarta untuk memperingati Hari Buruh Dunia atau lebih populer dengan sebutan May Day yang jatuh tiap tanggal 1 Mei.
Komisaris Besar Polisi Rikwanto, Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, mengatakan, sebelum menggelar aksi, para buruh akan berkumpul lebih hulu di lima titik di Ibukota. "Titik kumpul massa ada di parkir Monumen Nasional (Monas), Bundaran Hotel Indonesia (HI), Tugu Tani, Jalan Salemba, dan Tugu Proklamasi," ungkapnya kepada KONTAN, kemarin (30/4).
Untuk mengantisipasi gangguan keamanan, Rikwanto mengatakan, Polda Metro Jaya sudah menyiapkan pasukan pengamanan. "Sebanyak 16.068 personel kami siagakan," kata dia.
Menurut Rikwanto, aparat kepolisian dari berbagai satuan tersebut akan mengamankan lokasi yang menjadi sasaran demo puluhan ribu buruh, antara lain Istana Merdeka, Istana Wakil Presiden, Monas, Bundaran HI, Pelabuhan Tanjung Priok, Bandara Soekarno-Hatta, gedung DPR/MPR, Gelora Bung Karno, Tennis Indoor Senayan, tol Tangerang KM 37, dan tol Bekasi KM 31.
Irjen Untung S Tajab, Kapolda Metro Jaya, meminta aksi buruh berjalan tertib dan aman. "Saya berharap lalu lintas lancar. Tempat-tempat umum maupun pribadi, jangan dirusak," pintanya.
Kapolda juga mengimbau semua pihak terutama pendemo menghargai perayaan Hari Buruh ini. Tapi, "Jika ada buruh yang bermasalah akan diamankan," tegas dia.
Aksi buruh tentu tidak hanya berlangsung di Jakarta saja, namun juga kota-kota lain di Indonesia. Kepolisan memperkirakan, sebanyak 178.000 buruh bakal berdemo pada Hari Buruh.
Kado Presiden
Menyusul aksi gede-gedean buruh Selasa (1/5), Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memanggil sejumlah menteri ke Istana, Selsa (30/4). Wakil Presiden Boediono juga hadir. Menteri yang datang antara lain Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa, Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Djoko Suyanto, Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono, serta Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar.
Usai pertemuan, Muhamin mengungkapkan, Presiden akan memberikan empat kado kepada buruh saat May Day. Kado itu berupa kenaikan besaran penghasilan tidak kena pajak (PTKP) dari Rp 1,3 juta menjadi Rp 2 juta per bulan, pembangunan rumahsakit khusus buruh, dan penyediaan transportasi murah di kawasan industri serta rumah murah untuk buruh.
Muhaimin menambahkan, pemerintah juga punya target segara menerbitkan aturan main baru soal komponen hidup layak (KHL). "Kami sempurnakan secepat mungkin," janji Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa ini.
Sultoni, Presidium Sekretariat Bersam (Sekber) Buruh tetap menuntut penghapusan sistem kerja kontrak dan outsourching serta kebijakan politik upah murah dan mengganti dengan gaji layak nasional. Selain itu, buruh juga menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dan kebutuhan bahan pokok.
Andi Gani, Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI), menegaskan, aksi May Day tidak bertujuan menggulingkan Pemerintahan SBY-Boediono. "Kami duma minta buruh diperhatikan pemerintah," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News