Reporter: Asnil Bambani Amri | Editor: Asnil Amri
JAAKARTA. Hingga Senin (7/1/2013) malam, kepolisian telah meminta keterangan dari 19 orang saksi peristiwa kecelakaan BMW maut, termasuk keterangan dari pengemudi BMW, Muhammad Rasyid Amrullah Rajasa (22).
Sayangnya, tidak seperti biasanya, hingga sepekan setelah kecelakaan data lengkap dan kronologi kejadian belum memperoleh kejelasan. Hal sederhana yang menjadi pertanyaan yang belum terjawab, misalnya, berapa jumlah penumpang mobil Daihatsu Luxio F 1622 CY yang dikemudikan Frans Joner Sirait (37).
Yang diketahui khalayak umum hanya jumlah penumpang yang menjadi korban, dua orang tewas dan tiga korban cedera. Apakah jumlah penumpang mobil omprengan itu hanya lima orang?
Dua sopir omprengan, rekan Frans, langsung tertawa saat ditanyai Kompas.com. Mereka tahu, Frans mengangkut penumpang dari pangkalan di dekat Halte Cawang-UKI. Itu artinya, ia mendapat giliran memenuhi jok penumpang, dan mobil omprengan lainnya akan antre hingga mobil yang mendapat giliran terisi penuh.
Orang pun pasti tersenyum jika mendengar penumpang yang ada memilih berdesakan di jok belakang, sementara posisi dua orang di samping sopir dan bangku tengah dibiarkan kosong. Apalagi ada penumpang yang membawa bayi, Muhammad Raihan (14 bulan) dan seorang anak, Rifal (8).
Posisi yang lebih nyaman tentu menjadi pilihan kebanyakan orang, termasuk Enung (34), ibu dari kedua anak tersebut. Bila terdapat penumpang lain, lantas mengapa keberadaan mereka tidak diungkapkan? Padahal, keterangan mereka sangat dibutuhkan.
Merekalah saksi fakta dalam peristiwa kecelakaan di Jalan Tol Jagorawi Km 3+350 pada Selasa (7/1/2013) lalu. Jangankan para penumpang, keberadaan Frans, sang sopir, pun tidak pernah benar-benar dipublikasikan.
Data lain yang masih diperdebatkan adalah, kondisi sopir BMW yang adalah putra Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa. Alasan penyebab kecelakaan lantaran kantuk yang menghinggapi seusai menghabiskan malam pergantian tahun bersama pacarnya bisa dimaklumi.
Namun, hasil tes urine untuk membuktikan dirinya bebas alkohol dan narkoba masih menyisakan keraguan, lantaran tidak terdapatnya second opinion atau pengawasan pihak netral dalam melakukan tes.
Kronologi kejadian pun belum memperoleh kejelasan serupa. Yang diketahui pasti adalah lokasi kejadian, waktu, dan arah kedua kendaraan beserta perkiraan kecepatan masing-masing kendaraan.
Keterangan lain, seperti mengapa penumpang bisa berada di luar kendaraan sementara kendaraan masih melaju puluhan meter, apakah korban tewas karena benturan di aspal ataukah karena benturan dengan mobil yang menyusul atau benturan dengan benda lain, serta berbagai pertanyaan lain masih menyeruak.
Demikian pula terkait kejadian sebelum peristiwa kecelakaan. Keterangan seputar mobil Luxio sebagai omprengan yang ditumpangi dari UKI diketahui dari korban. Keberadaan pengemudi BMW sebelum kejadian juga menghadirkan pertanyaan serupa.
Tetangga dan para petugas keamanan di rumah pacar Rasyid di bilangan Tebet Barat tidak melihat kehadiran mobil mewah tersebut di rumah sang pacar. Padahal, Rasyid dalam keterangan yang disampaikan polisi menyatakan, berada di rumah tersebut antara jam 01.00 sampai 05.00 WIB.
Dari sanalah, kata polisi, Rasyid kemudian meluncur ke rumah orangtuanya di Jalan Fatmawati, Jakarta Selatan dengan menggunakan jalur tol.
Hanya satu akses yang dijaga petugas portal yang bisa dilewati mobil yang hendak menuju ke rumah di Jalan Tebet Barat XI bila orang masuk ke kompleks tersebut di atas pukul 23.00 WIB hingga subuh. Namun, penjaga portal maupun warga yang menghabiskan pergantian tahun di luar rumah, belasan meter dari rumah pacar Rasyid tidak melihat kehadiran mobil mewah mahasiswa yang berkuliah di Inggris itu.
Pemeriksaan awal atas diri Rasyid dan keterangan dari 18 saksi lainnya sebenarnya sudah memberikan gambaran yang lebih jelas bagi petugas Sub Direktorat Penegakan Hukum Ditlantas Polda Metro Jaya. Meskipun terpotong sakit yang diderita putra bungsu Ketua Umum PAN itu, Berita Acara Pemeriksaan (BAP) telah mulai digarap.
BAP tentu bukan untuk dikonsumsi publik. Akan tetapi, transparansi penyidik akan membantu meredakan opini negatif atas jalannya proses hukum kasus ini. Jika tidak, kehati-hatian penyidik malah diartikan sebagai upaya menutup-nutupi sorotan publik atas fakta kecelakaan yang menelan dua korban tewas. (Imanuel More/Kompas.com)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News