kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,20   -16,32   -1.74%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini strategi pemerintah untuk menarik investasi di tengah pandemi corona


Sabtu, 03 Oktober 2020 / 14:55 WIB
Ini strategi pemerintah untuk menarik investasi di tengah pandemi corona


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA.  Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut B. Panjaitan mengatakan, adanya pandemi Covid-19 menyebabkan daya beli masyarakat menurun sehingga berdampak pada konsumsi. Karena itu perlu ada dorongan dari pengeluaran pemerintah dan penambahan investasi.

Luhut pun memaparkan strategi pemerintah untuk mendongkrak investasi. Menurutnya, strategi tersebut antara lain fokus pada pengembangan sektor infrastruktur dan tetap mempertahankan reformasi kebijakan yang sudah dikerjakan sebelumnya.

“Kita dorong pengesahan Omnibus Law dan mendukung kalangan bisnis dan masyarakat yang terkena dampak Covid-19,” ujar Luhut dalam keterangan tertulis, Kamis (1/10).

Baca Juga: ​Mengenal Remdesivir, obat potensial virus corona yang dijual Rp 3 juta per dosis

Luhut pun menerangkan mengapa pemerintah mendorong adanya Omnibus Law Cipta Kerja. Menurutnya, investor kerap menghadapi kesulitan untuk berinvestasi ke Indonesia. “Ini menjadi kunci untuk memudahkan investasi masuk terutama dalam hal penyederhanaan perizinan hingga kawasan ekonomi khusus,” kata Luhut..

Lebih lanjut Luhut mengatakan, selain investasi dari China dan negara-negara barat, investasi dari negara-negara Islam dari Arab dan Afrika di Indonesia jumlahnya pun cukup signifikan. “Kita telah menandatangani nota kesepahaman sebesar US$ 22,8 miliar dengan Uni Emirat Arab pada tanggal 12 Januari lalu,” kata Luhut.

Kerja sama tersebut untuk pengembangan energi berkelanjutan, membagi visi mengenai pertumbuhan hijau sebagai cara untuk mentransformasi ketahanan energi menjadi energi berkelanjutan serta mendukung nilai asli Islam dalam mendorong toleransi serta beberapa lainnya.

“Perusahaan Penanam Modal Asing (PMA) dari negara Islam  pada tahun 2019 didominasi oleh Uni Emirat Arab sebesar  69.7%,” kata Luhut.

Baca Juga: Industri penerbangan lesu, Lion Air Group dikabarkan malah akan bikin maskapai baru

Dia pun mengatakan Indonesia dengan perusahaan Uni Emirat Arab juga bekerja sama untuk memproduksi vaksin Covid 19. Menurutnya Uni Emirat Arab berkomitmen menyediakan 10 juta dosis untuk Indonesia dan melakukan kerja sama yang lebih luas untuk produksi farmasi di pasar Timur Tengah, Afrika dan beberapa negara lain.

Selanjutnya: Ekonom sebut pemerintah seharusnya memprioritaskan UMKM untuk subsidi bunga kredit

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×