Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - SOROWAKO. Presiden Joko Widodo menegaskan perkembangan hilirisasi mineral menjadi barang bernilai tambah sudah berjalan baik. Selain nikel, upaya mengolah lebih jauh bauksit dan tembaga telah dilaksanakan di beberapa perusahaan di Indonesia.
Jokowi menyatakan, sampai saat ini hilirisasi mineral telah berjalan dengan baik, salah satunya nikel. Setelah pelarangan ekspor nikel dilaksanakan sejak Januari 2020 silam, pembangunan smelter sudah terlalu banyak karena tidak dibatasi.
“Hilirisasi nikel sudah berjalan. Smelter sudah kebanyakan malah menurut saya, enggak direm,” kata Jokowi seusai peresmian Taman Kehati Sawerigading Wallacea milik Vale Indonesia, Kamis (30/3).
Baca Juga: Hailiang Meneken Perjanjian Jual Beli Lahan JIIPE Milik AKR Corporindo (AKRA)
Adapun untuk komoditas mineral lain seperti bauksit, dikatakan Jokowi, saat ini sudah terlaksana di Bintan, Kalimantan Barat. Kemudian, tembaga yang akan diproses menjadi katoda tembaga juga akan dijalankan oleh PT Freeport Indonesia dan PT Amman Mineral Nusa Tenggara.
Namun, Jokowi merasa perjalanan melaksanakan hilirisasi tidak cukup sampai di sini. Pemerintah ingin mendorong agar mineral tidak hanya dibuat menjadi barang setengah jadi, tetapi bisa diolah lebih lanjut menjadi produk akhir (barang jadi).
“Bukan hanya katoda, prekursor, tetapi kalau bisa larinya ke (baterai) kendaraan listrik, jika sudah rampung masuknya ke otomotif. Ekosistem besar yang ingin kita bangun itu,” kata Jokowi.
Baca Juga: Jokowi Apresiasi Proyek Kerja Sama 4 Negara Bangun Smelter Nikel Senilai Rp 67,5 T
Menurut dia, melalui cara ini, komoditas mineral dapat memberikan nilai tambah yang signifikan bagi Indonesia dan membuka kesempatan kerja yang besar bagi masyarakat. “Ini jangan sampai dinikmati oleh negara lain!” tegasnya.
Untuk mendukung target besar ini, Jokowi berpesan, semua pihak seperti investor asing, bisa berinvestasi di Indonesia baik itu sendiri maupun bekerja sama dengan BUMN atau swasta.
“Tetapi yang paling penting harus mengolah bahan mentah itu menjadi setengah jadi, atau barang jadi. Sehingga memiliki nilai tambah. Kuncinya di situ, yang kita inginkan nilai tambah,” tandas Jokowi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News