CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.482.000   -35.000   -2,31%
  • USD/IDR 15.800   -121,00   -0,77%
  • IDX 7.322   55,53   0,76%
  • KOMPAS100 1.120   5,81   0,52%
  • LQ45 885   5,41   0,62%
  • ISSI 222   1,93   0,88%
  • IDX30 453   1,57   0,35%
  • IDXHIDIV20 545   1,27   0,23%
  • IDX80 128   0,70   0,54%
  • IDXV30 137   1,60   1,18%
  • IDXQ30 151   0,42   0,28%

Ini Penjelasan BMKG soal Suhu Panas dan Cara Mengeceknya


Kamis, 31 Oktober 2024 / 17:14 WIB
Ini Penjelasan BMKG soal Suhu Panas dan Cara Mengeceknya
ILUSTRASI. Sejumlah warga berjalan melintasi zebra cross di kawasan Bundaran HI, Jakarta. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut Penyebab suhu panas akhir-akhir ini berkaitan dengan tutupan awan yang minim dan pergerakan semu Matahari di atas khatulistiwa. ANTARA FOTO/Bagus Ahmad Rizaldi/sgd/nz


Sumber: Kompas.com | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Cuaca terik dan suhu panas terasa di sejumlah wilayah Indonesia sepanjang akhir Oktober 2024.

Berdasarkan catatan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), periode 28-29 Oktober pukul 07.00 WIB, Stasiun Meteorologi Gewayantana di Nusa Tenggara Timur (NTT) mencatatkan suhu maksimum harian 38,3 derajat Celsius.

Menyusul, di kawasan Nusa Tenggara Barat (NTB) tepatnya Stasiun Meteorologi Sultan Muhammad Kaharuddin, suhu panas terpantau mencapai 38,0 derajat Celsius.

Kondisi tidak jauh berbeda dirasakan masyarakat Surabaya, Jawa Timur, dengan suhu harian tertinggi sekitar 37,5-37,4 derajat Celsius.

Meski terpantau turun pada periode 29-30 Oktober 2024 pukul 07.00 WIB, suhu di beberapa wilayah tercatat masih berada di atas 37 derajat Celsius. Fenomena ini tentu memengaruhi masyarakat, terutama mereka yang beraktivitas di luar ruangan pada siang hari.

Lantas, apa penyebab suhu panas dan bagaimana cara mengeceknya?

Ketua Tim Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca Fenomena Khusus BMKG, Miming mengatakan penyebab suhu panas akhir-akhir ini berkaitan dengan tutupan awan yang minim dan pergerakan semu Matahari di atas khatulistiwa.

Baca Juga: Hujan Petir Landa Daerah Ini, Cek Prakiraan Cuaca Besok (1/11) di Jawa Barat

Namun, fenomena suhu panas akhir-akhir ini tidak berdampak pada perubahan musim di wilayah Indonesia.

Senada, Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto menyampaikan, fenomena suhu tinggi yang melanda Indonesia disebabkan oleh gerak semu Matahari.

"Saat ini, di bulan Oktober, posisi Matahari sedang bergerak ke selatan dari garis khatulistiwa mendekati belahan Bumi selatan," ujarnya, saat dihubungi Kompas.com, Selasa (29/10/2024).

Dengan demikian, wilayah selatan Indonesia seperti Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara akan menerima lebih banyak sinar Matahari langsung di siang hari.

Fenomena suhu panas juga tidak lepas dari tutupan awan yang minim, terutama pada wilayah Indonesia bagian selatan. Menurut Guswanto, minimnya tutupan awan di selatan Indonesia diperkirakan berlangsung sampai dasarian II November 2024 atau sekitar tanggal 11 sampai 20 bulan depan.

Selanjutnya, mulai sekitar tanggal 21 hingga akhir November 2024, tutupan awan akan tumbuh dan meningkat dibandingkan pada periode musim kemarau. Peningkatan pertumbuhan awan tidak hanya menyingkirkan suhu panas, tetapi juga menjadi pertanda datangnya musim hujan.

"Secara berangsur-angsur dan bertahap (musim hujan tiba). Saat ini Banten bagian selatan, Jawa Barat bagian selatan, dan Jawa Tengah bagian selatan sudah mulai terjadi hujan," jelasnya.

Baca Juga: Suhu Panas di Jawa Berlangsung Sampai Kapan? Ini Penjelasan BMKG

Cara cek suhu dan cuaca terkini

Meski cuaca panas melanda sejumlah wilayah, beberapa daerah di Indonesia terpantau mulai diguyur hujan. Misalnya, dikutip dari Kompas.com, hujan lebat akan terjadi pada Kamis (31/10/2024) di wilayah Riau, Jawa Barat, Jawa Tengah, NTT, Kalimantan Tengah, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Maluku, dan Papua.

Pada periode yang sama, hujan lebat dan angin kencang diperkirakan akan mengguyur wilayah Sumatera Utara dan Sulawesi Utara.

BMKG senantiasa memperbarui prakiraan cuaca dan suhu harian melalui situs, aplikasi, dan media sosial resmi. Masyarakat juga dapat mengecek suhu di wilayah masing-masing melalui laman BMKG maupun aplikasi bantu lainnya.

Berikut cara mengecek suhu dan cuaca di wilayah Indonesia:

1. Cek suhu via laman BMKG

Buka laman BMKG dengan alamat https://www.bmkg.go.id

Klik menu "Cuaca"

Pilih "Informasi Selengkapnya" di bawah menu "Prakiraan Cuaca"

Pada kolom yang tersedia, ketik dan pilih lokasi yang ingin dipantau, mulai dari desa/kelurahan, kecamatan, kota/kabupaten, hingga provinsi.

Halaman akan menampilkan kondisi cuaca saat ini disertai dengan keterangan suhu dalam derajat Celsius, kecepatan angin, arah angin, serta kelembapan.

BMKG juga akan menyertakan peringatan jika wilayah yang dicek sedang dilanda cuaca buruk.

Bukan hanya cuaca dan suhu real time, halaman situs BMKG turut menyajikan prakiraan cuaca per jam, cuaca beberapa hari ke depan, dan suhu mingguan.

2. Cek suhu via aplikasi BMKG

Buka aplikasi "Info BMKG" yang sudah diinstal pada perangkat ponsel

Pilih menu "Cuaca" Masukkan nama kecamatan pada kolom yang tersedia

Halaman akan menampilkan informasi suhu dan cuaca saat ini, dilengkapi dengan prakiraan cuaca dan grafik temperatur di wilayah yang sedang dipantau.

3. Cek suhu melalui AccuWeather

Kunjungi situs https://www.accuweather.com

Ketik nama lokasi yang ingin dipantau pada kolom yang tersedia

Halaman secara otomatis akan menyajikan ringkasan cuaca dan suhu saat ini, baik suhu asli maupun suhu yang dirasakan.

Situs juga menampilkan peringatan dan imbauan, prakiraan cuaca selama sepuluh hari ke depan, durasi siang dan malam, serta kualitas udara di daerah tersebut.

4. Cek suhu lewat Weather & Radar

Buka laman https://www.weatherandradar.com

Pada kolom "Weather In...", masukkan nama kota atau wilayah yang akan dicek

Situs selanjutnya akan memuat informasi cuaca dan suhu terkini, dilengkapi dengan catatan suhu per jam.

Selain itu, situs Weather & Radar turut menampilkan prakiraan cuaca 14 hari ke depan serta grafik suhu maksimum dan minimum selama 14 hari ke belakang.

Namun, informasi suhu akan ditampilkan dalam skala Fahrenheit dan bukan Celsius seperti yang umum digunakan Indonesia.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Penyebab Suhu Panas Saat Ini dan Cara Mengeceknya di Aplikasi", Klik untuk baca: https://www.kompas.com/tren/read/2024/10/31/160000665/penyebab-suhu-panas-saat-ini-dan-cara-mengeceknya-di-aplikasi?page=all#page2.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×